‘Permasalahan’ Situs-situs Pemerintahan

Beberapa hari ini saya sempet mikir, kenapa situs pemerintahan sebagian besar selalu ‘bermasalah’? permasalahannya pun bermacam-macam dan terkadang bisa sangat parah.

Beberapa hal yang sering saya temui permasalahan situs pemerintahan antara lain:

1. Jarang sekali diperbaharui, bahkan ada beberapa situs resmi kodya/propinsi hanya mempergunakan halaman statik html.
2. Tidak ada kontak yang aktif untuk dihubungi seperti contohnya kontak email webmaster.
3. Biasanya rentan sekali terhadap keamanan, yang sering saya temui biasanya XSS ataupun SQL injection
4. Dan masih banyak lagi hal lainnya yang mungkin akan panjang jika saya tulis semua disini.

Dari beberapa permasalahan diatas saya coba mencari-cari penyebab kenapa bisa seperti itu dan mungkin beberapa point dibawah ini bisa menjadi salah satu penyebabnya.

1. Hampir sebagian besar pekerjaan di pemerintahan bersifat tender, yang maksimal cuma dikerjakan selama 6 bulan karena berkaitan dengan tahun anggaran entah itu APBD/APBN.
2. Tidak ada SDM yang mumpuni untuk mengelolanya. Biasanya pemerintahan akan menyerahkan pengelolaan ke satu orang yang mereka nilai mampu untuk menghandle, namun ketika ada rolling penempatan dan personil tersebut pindah posisi maka otomatis tidak ada yang menangani pekerjaan tersebut. Personil yang menghandle pun biasanya tidak bisa menguasai semua permasalahan yang ada, biasanya personil hanya akan menghandle permasalahan-permasalahan yang biasa dilakukan operator. Tahu sendiri kan? biasanya di pemerintahan setiap beberapa bulan/tahun selalu ada penempatan baru untuk karyawan-karyawannya.
3. Biasanya pekerjaan situs akan diserahkan oleh pihak ketiga (konsultan/kontraktor) dan setelah itu konsultan/kontraktor akan menyerahkan pekerjaannya ke Pemerintahan. Dengan model seperti ini bisa jadi konsultan/kontraktor akan mengejar produk akhir dan (kemungkinan besar) tidak mempertimbangkan faktor keamanan ataupun faktor lainnya. Ini sebenarnya kembali ke ‘moral’ sang konsultan/kontraktor-nya untuk bertanggung jawab.
4. Terkadang kebutuhan sebuah sistem yang akan dibangun tidak sebanding dengan anggaran yang dikeluarkan. Sepertinya oknum di pemerintahan lebih condong untuk mengejar nilai anggarannya daripada produk yang berkualitas. BTW, yang ini masih subyektif saya loh yah 🙂
5. Terkadang pemerintahan belum memiliki master plan ataupun perencanaan strategis untuk pengembangan sebuah situs, sehingga terkesan instan.

Beberapa pandangan diatas saya tulis berdasarkan pengalaman saya bekerja dengan orang-orang pemerintahan, jadi masih ada kemungkinan tidak sesuai dengan yang dialami oleh orang lain :p.

Menurut saya untuk mencegah permasalahan ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:

1. Instansi pemerintahan harus memiliki master plan/rencana strategis pengembangan IT untuk masing-masing instansi.
2. Master plan tersebut diimplementasikan secara bertahap dan sebisa mungkin tidak dalam bentuk tender namun dalam bentuk kerjasama jangka panjang sehingga tidak berkesan ‘asal jadi’. Hal ini bisa dilakukan melalui kerjasama antara pemerintahan dan juga lembaga pendidikan seperti halnya universitas.
3. Rekruitmen PNS untuk posisi-posisi penting yang berkaitan dengan IT tidak seharusnya mengikuti prosedur CPNS yang selama ini berlaku. Sudah seharusnya berlaku profesional sehingga bisa mencari bibit-bibit yang lebih berkualitas.
4. Dibutuhkan sebuah divisi IT di sebuah instansi pemerintahan dan sebisa mungkin personil yang terlibat disana tidak dipindahkan untuk jabatan baru, kecuali jika transfer teknologi dan pengetahuan sudah berjalan dengan baik.
5. Sistem yang dibangun sebisa mungkin harus disesuaikan dengan kebutuhan dan memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut
6. Sebisa mungkin melibatkan komunitas untuk membuatnya. Sehingga ada keterlibatan secara emosional.

Sebagai contoh nyata, salah satu teman saya pernah membuat situs RRI Mojokerto dan pada akhirnya situs komunitas tersebut diklaim sebagai hasil kerja BPDE Mojokerto. Akhirnya rekan saya nguntab (eh nguntab ini bahasa Indonesianya apa ya?) dan situs tersebut tidak diperpanjang lagi.

Ah saya jadi ngelantur nih, tapi sumpah terkadang saya gemas kenapa situs pemerintahan bisa kalah secara tampilan ataupun content-nya dengan situs komunitas. Namun saya tetap yakin, jika pemerintahan mau menggarap secara serius pasti akan lebih baik kok. Tinggal bagaimana implementasinya. Semoga…

36 thoughts on “‘Permasalahan’ Situs-situs Pemerintahan

  1. Bener mas, dan parahnya lagi, yang ikutan tender terkadang bukan orang orang yang bergerak dalam bidang IT, biasanya udah jadi KRONINYA pemerintah setempat.

    Asal tembus tender dan uang cair (bahasa kerennya sama sama UNTUNG lah)

    Yaa saya dulu(sekitar 2002) sempat salut ama webnya Kab Berau(www.berau.go.id kalau ndak salah) webnya informatif dan keren.

    Tapi saya coba akses kok ndah bisa #-o, mungkin udah ganti Bupati jadi tender ndak diperpanjang :d

    Ya… gitu deh

  2. Situs-situs pemerintah palingan cuman dikerjain sama hobbyist atau pelajar. Ntar palingan cuman dibayar beberapa juta gitu. Tapi dalam anggarannya dimasukin 2 miliar untuk dana pengembangan homepage.

  3. Bukan “Nguntab” tapi “Muntab”.

    Dasar tukang Deface, deface aja tuh:d

    Segera ajukan proposal sehingga bisa jadi proyek, buat traktir-an blue lagoon.;)

  4. hacker gitu loh. pengamat security internet. pembicara international mengenai hacking dan security. hebat euy analisanya. begitu mendalam dan mencerahkan kami yang awam ini.

  5. Hari Senin, 12 Desember 2005, jam 20.00 – 21.00 di TVRI ada acara pemberian penghargaan “Innovative E-Gov Award 2005” untuk situs-situs Pemerintahan Daerah.

    Coba aja dilihat kompetensinya mereka 😉

  6. Beberapa hal yang sering saya temui permasalahan situs pemerintahan antara lain:…. bla…bla…

    Hanya sekedar analisis atau sudah pernah dipraktekkan ??? HBGTL
    ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^

  7. Kalo masalah anggaran yang kurang sebenarnya mungkin gak kurang dud, tapi kebanyakan potongan yang harus disetor sama konsultan/kontraktornya buat dapat proyek tsb. Dulu sempet seh ikutan tender TI di pemerintah dan gilanya kebanyakan orang pemerintahan mikirnya proyek TI itu gak bakalan kena kalo diaudit jadi biayanya digedein potongannya bisa sampe > 50% padahal udah dibantuin bikin RAB sama TOR-nya. Mana Panitia Lelang kalo diajak diskusi soal TOR kadang gak nyambung (Masa soal open source aja gak tau):((

  8. masterplan kadang sudah ada tapi kadang dalam pelansanaanya bersinggungan dg beberapa kepentingan, contohnya uang dan politik ini yg bisa membelokan dalam aplikasi proyeknya
    walau masih seper sekian % Rekruitmen PNS untuk posisi-posisi penting yang berkaitan dengan IT sudah mengacu pada pencarian bibit yg profesinal, dan di beberapa tempat sudah ada yg memperhatikan peningkatan SDM dg menyekolahkan pegawainya, cuman kendalanya hanya 1% orang yg punya bibit profesional di bidang IT mau masuk atau kerja di pemerintahan yg notabene GAJI kecil, harus ada rutinitas macem macem seperti apel pagi, belum tekanan dari berbagai pihak dalam pelaksanaan proyek yg bertujuan memeuluskan kepentingan pihak atau kelompok tsb,
    undang undang ttg divisi IT sudah ada sebenarnya yaitu undang undang pranata komputer, cuman belum penuh atau belum semua dilaksakan di setiap PEMDA,

    saat ini saya sedang di lingkungan PEMDA, dan kebetulan dapet support dari teman teman komunitas wong mbatu,
    bener mas dudi komunitas itu banyak memberi support dan perubahan ttg IT di beberapa pegawai pemerintahan

  9. omong omong soal potongan proyek pemerintah,
    ada seorang temen yg ngikut tender di salah satu balai xxxxx, pada waktu pencairan dana termin I beberapa oknum administrasinya minta bagian, langsung ditanya minta berapa okeh 10 j, dia menyanggupi tapi price list harganya di rubah, pihak administrasi tadi komplient kok harganya jadi mahal, di jawab bahwa mahalnya tergantung berapa yg anda minta, si tukang mintak uang tadi akhirnya ngeloyor pergi dg muka kecut,
    usut punya usut kenapa dia berani gitu pada petugas tadi, ternyata di awal dia sudah bikin kesepakatan di depan notaris dg pimpro dari proyek tsb, bahwa mereka tidak punya kewajiban memberikan apapun kepada pihak pengontrak.
    mungkin cara ini bisa dipakai untuk temen temen yg biasa main tender pemerintah, soale dari mulai level tengah sampai atas kalau punya kesempatan mereka biasanya langsung beraksi
    sekedara masukan loh …

  10. Beberapa hal yang sering saya temui permasalahan situs pemerintahan antara lain:

    1. Jarang sekali diperbaharui, bahkan ada beberapa situs resmi kodya/propinsi hanya mempergunakan halaman statik HTML.

    Emang kenapa kalo pake statik HTML ? walaupun udah disediain tools yg canggih tapi kalo gak ada niat buat ngapdet ya sama aja bo’ong.
    Begitu juga sebaliknya, walaupun hanya statik HTML tapi kalo udah punya niat buat ngapdet ya tidak masalah tho, malah gak bakalan kena yg namanya sql injection dkk itu … kekekekeke 😉

  11. jangan jauh ke bagian IT yg bisa dibilang masih “baru”, pengerjaan proyek tahunan aja (seperti pembangunan jalan) amburadul gitu. 😀
    yg penting duit duit duit 😛

  12. #14: gak masalah sih pake statik HTML, cuman menurut gw udah waktunya situs pemerintahan pake dinamik page, bahkan kalo mungkin ada layanan publik yang interaktif. Tapi bener juga yang elo bilang, tool canggih bukan jaminan pemerintahan bisa jalan.

  13. duuh….
    udah lama gag sowan ke Bung Dudi… #-o

    komen ah… 😀

    Milik pemerintah ya? Waduuh… lha wong kemarin itu di bandara lepel internasional aja pake WS untuk databes penumpang gitu, apalagi buat situs yang nggak “seberapa penting” dibanding proyek vital. Penting sih… kalo tendernya lumayan gede… trus dibiarin =))

    Tapi… kalo dipaksa (:D) buat husnuzon, aku nganggap… yah… beginilah pemerintahan yang diisi orang gaptek tapi latah…

    *elus-elus dada yang batuk-batuk…*

  14. humm.. jadi teringat beberapa tahun yang lalu…
    waktu itu bukan website sih, tapi sistem healthcare information system. Baru masuk ke proses tender awal udah keliatan gelagat yang kurang menyenangkan….

    Usul nih.. harusnya kata “PEMERINTAH” itu dihapuskan aja dari EYD kita. Kalau ditilik lebih lanjut [IMHO], “Government” itu lebih manusiawi dibanding “Pemerintah”.

    CMIIW… 😀

  15. projection | gempur`s weblogs

  16. Mas, berhubungan dengan pemerintahan. saya mau minta tolong kira-kira apa ada dari temen-temen yg bisa saya ajak sharing mengenai beberapa maslah e-government online yang sedang saya teliti.
    nb : kebetulan saya sedang mengembangkan e-gov tapi masih pasang surut :(.
    tolong kalo ada yang berminat silakan hubungi saya di chorie2_2002@yahoo.com. trims.

  17. mas kok tau jalan pikiran saya
    dari dulu memang saya mo ngomong gitu…
    tp rasanya, berat juga kl kita pingin pemerintahan yg ideal ya..
    makanya, biarin ajalah pemerintahnya begitu, kita ngeliat aja n jgn sampe ikut2an jg kayak mereka
    sekedar informasi, saat ini, utk pemasangan go.id dari depkominfo susah banget tuh, katanya server mereka lg rusak. ato cuma alasan aja, minta “disawer” kali ya…:)

  18. ya Anda banyak benarnya karena saya juga merasakan hal itu selama beberapa tahun dan bahkan tahun ini pun unit saya masih menangani sistem. Tapi sebagai staf saya tidak bisa berbuat banyak walau saya sendiri punya background IT (susah dijelaskan sih my boss). Dan juga yang suka bikin dongkopl sekali adalah dapat gak seberapa tapi terus diobrak-abrik. Kita juga gak tahu nilai sebenarnya walau yang diajukan besar sekali (milyar man!).

  19. benul eh betul mas, saya juga pns, tapi kecewa dengan rendahnya semangat maju. Ngga usah jauh-jauh, ketika masih menjadi pimpinan instansi ada anak buah yang menganggap bahwa makai komputer itu harus ada tambahan intensif …nah loh, jadi bukan sebagai alat mempermudah pekerjaan. Yg lucu nih, beberapa orang yang gw tawari komputer baru, pada ngga mau, katanya sih pakai tulis tangan aja or kalkulator .. so kapan majunya, masalahnya mental mas. Saya makai ini ngga pakai anggaran toh jalan walau informasi masih minim, tp semangat tetap bergairah, eh siapa tau ada manfaat untuk sesama. Di kota saya, samarinda go.id nya malah ekspos data 2002, dengan anggaran milyar … isinya cuplikan koran lokal dan protokoler. Up date ? kayaknya jarang

  20. mau koment sdh telat belum ya…pemerintahan kita dari dulu emang gitu ,maunya anggaran yang besar tapi yang digunakan hanya dikiiit saja . Untuk proyek apapun juga, termasuk website. Bahkan di Semarang ada program aneh, namanya SEMARANG PESONA ASIA.:))=))=))=))=))=))=))dana untuk proyek itu tentunya milyaran rupiah dan yang seneng paling2 para penyelenggara proyek. Terus proyek itu juga mengorbankan para PKL, para PKL digencet supaya musnah. Padahal para PKL itu mencari makan sudah susah, eh ,malah dibikin susah lagi. :(:PARA PKL SING SABAR YOOO….! GUSTI ALLAH ORA SARE , GUSTI BAKAL MBALES WONG KANG SEWENANG-WENANG MARANG WONG KERE.

  21. yaa… yg banyak ngomong mah biasanya yg kaga kebagian proyek… yg kebagian ya tenang2 en senyum2 wae.
    biasanya kita ngomong kuenceng kalo ga kebagian.. truz kalo udah dpt ya mingkem… lah wong sudah tradisi & budaya turun menurun..piye toh!
    maap loh sebelumnya… maap banget ya kawan2. begitulah “kita” walalupun ndak semuanya.

  22. hahaaha….. masalahnya bosnya bodo jadi enggak tau mana web yg bagus apa enggak. dan biasanya yang dapet tender pinter bodo2 in pejabatnya jadi harganya mahal tapi kulaitas asal, dan ngapain di update oarang pejabanya aja enggak pernah buka, karena kebanyakan gaptek abisssss….. jadi wajar aja….hahaha

    salam.
    http://www.paradisefmbali.com/
    streaming radio | flight info | tourism info |

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This is not spam