Perbedaan Programmer Otodidak dan Lulusan Informatika

Pernahkah anda punya rekan yang bisa pemrograman komputer tapi tidak berlatar belakang informatika/sejenisnya? Saya punya. Mulai dari programmer yang copy paste source code sampai dengan yang mampu bikin class sendiri juga ada. Disisi lain saya juga memiliki teman dengan latar belakang informatika namun kemampuan codingnya sama seperti rekan saya yang otodidak, bahkan ada yang mengaku lulusan informatika namun tidak mampu melakukan coding program.


Saya punya teman, pintar, logic programmingnya oke, menguasai lebih dari satu bahasa pemrograman selain itu proses codingnya juga cepat. Kalo disuruh misalnya “Gue butuh program bla.. bla.. bla.., elo bisa buat?” dia langsung jawab “Bisa!”. Tapi, giliran disuruh bikin ER Diagram ataupun DFD dia bingung harus mulai darimana.

Lalu timbul pertanyaan saya, kenapa masih ada lulusan informatika bisa dikalahkan oleh orang-orang otodidak dalam pemrograman? sebegitu mudahkah menjadi seorang programmer? apakah hanya dengan mengetahui logika pemrograman dan syntax-nya maka sudah menjadi seorang programmer? Lalu apa yang membedakan programmer lulusan teknik informatika dan yang otodidak?



Berdasarkan pengalaman saya bertemu dengan programmer otodidak, hampir sebagian besar mengerti pemrograman namun tidak diawali dengan belajar teori-teori dasar pemrograman. Biasanya hal itu akan dipelajari sambil berjalan seiring dengan mencoba beberapa baris kode. Sedangkan dalam dunia pendidikan, AFAIK, sebelum coding diharuskan mengerti terlebih dahulu teori-teori dasar seperti misalnya DFD, ER Diagram, bit, Byte dan lain sebagainya, baru nanti akan melangkah ke pemrogramannya.

Jika anda programmer terlepas apapun latar belakangnya tentu pernah mengalami hal-hal seperti dibawah ini :

* Penggunaan beberapa fungsi-fungsi sejenis yang terkadang membingungkan dalam penggunaannya. Seperti misalnya kapan harus menggunakan str_replace dan kapan menggunakan ereg_replace atau kenapa harus strstr daripada preg_match() dalam PHP?
* Jika berhubungan dengan field-field database pernahkah penentuan type field berdasarkan alasan yang jelas? Seperti misalnya kenapa harus bigint daripada int atau langsung comot yang paling besar? *mysql style*
* Kenapa harus ADO daripada DAO untuk melakukan koneksi ke database *Lha, masih pake VB 6.0? =))*

Jujur, untuk hal-hal seperti itu kadang saya harus buka buku lagi, ya maklumlah namanya juga programmer pemula dan otodidak pula *ngeles*.

Berkaca dari contoh kasus diatas, lalu apa yang seharusnya membedakan antara programmer otodidak dan programmer berlatar belakang informatika?

Menurut saya yang memiliki latar belakang informatika harus bisa mengungguli yang otodidak dengan menguasai teori-teori dasar ini. Kemampuan seperti menyusun ER Diagram, DFD, bit, Byte, alokasi memori dan hal-hal lainnya harus bisa dikuasai oleh yang berlatar belakang informatika. Bahkan akan lebih bagus jika programmer berlatar belakang informatika mampu menguasai itu semua namun dapat menjelaskannya dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang lain. Bukan tidak mungkin programmer otodidak akan mempelajari hal seperti itu mengingat resources pemrograman sangat banyak beredar di internet. Ini tantangan yang akan dialami oleh lulusan informatika khususnya para programmer.

401 thoughts on “Perbedaan Programmer Otodidak dan Lulusan Informatika

  1. menurut gw sich sama aja mo otodidak atau berijazah yang penting program itu jalan , dan harus sesuai dengan kaidah pemograman , ttg user interface , database managementnya, dll. gw jg juga punya temen yg jago , cuma bedanya , gaji di lulusan SMA gw di bayar S1, pilih mana ?////?????

  2. Mungkin 75% yang saya dapat dalam dunia pemprograman adalah dari otodidak..
    namun dibalik itu semua…
    Pendidikan Formal terkadang harus dijalankan.
    Agar kemampuan kita seimbang dan selaras..

  3. He..he.. klo bandingin yang dua ini sih gak akan ada habisnya… sebenernya kedua-duanya sih penting, cuman kadang2 emang yg lulusan informatika ada yang o’on dan ada juga yang cuman ngerti cara pakai suatu program, tapi untuk buat… nanti dulu…
    Sedangkan yang otodidak lebih ditunjang pemikiran “problem solving” yang justru akan membuahkan hasil yang mengagumkan… dibandingin yang mempelajari dari dasar sekali …

  4. aku bukan programer,jadi no coment lah,
    cuma aku lagi cari rekan yang bisa buat program ecomerce sekelas amazon atau ebay, ada enggak?
    serius lho. tolong hubungi saya ya.

  5. otodidak tuh apa sih mas…? belajar sendiri ?

    bukannya orang kuliahan juga belajar sendiri kalo mo bisa?

    kalo orang kuliahan bedanya cuman dikasih info aja ama dosen ato asdos.. “yg lebih pengalaman :)” dan akhirnya dpt izazah.

    yg “otodidak” mungkin hanya modal buku, referensi, info dari teman, dan browsing info dari internet…

    lha apa bedanya ama orang kuliahan? kan sama suka baca buku, referensi dan suka browsing info dari internet…

    jadi bedanya cuman yg dua tadi ya…? 🙂

  6. Saya menggeluti bidang programmer sejak SMP, saat itu masih pakai BASIC. Kemudian SMU pindah ke PASCAL. Lulus SMU ikut test AKABRI tapi nggak masuk. Akhirnya pilih masuk kampus jurusan INFORMATIKA.

    Dengan bekal kuliah aq bisa masuk ke salah satu perusahaan TELEKOMUNIKASI terbesar di Indonesia. Kuliah itu seperti ujian. Kalau kamu serius dan mau maju maka kamu bisa lulus cumlaude dan masuk ke perusahaan besar. Namun semua kembali ke personal masing2. Mau otodiak, mau lulusan S1/D3 yang penting kamu-kamu punya kemauan yang sangat kuat untuk maju. Manfaatkan semua bakat dan kelebihan yang kamu miliki di jalur yang benar. Ingat, diatas langit masih ada langit.

    Semoga sukses ….

  7. Lulusan Informatika Mengandalkan Ijazah
    Oto Didak Mengandalkan Keahlian

    dilapangan sering dijumpai lulusan Informatika, kalah saing dengan otodidak
    tapi kali bicara kalah yang otodidak dengan lulusan informatika
    SALAM DARI proGAMER

  8. saya kuliah di fisika kebumian, kerja di bidang 3d visual,apa aja..arsitektural interior n game modeler..
    semua ilmu bisa dipelajari..sekolah hanya biar kita belajar lebih enak dan terstruktur..itu kalo bener2 kuliah,kalo yang ga jelas seperti saya yg lari kemana ga jelas..hehehehe. focusing..

  9. Kak dedi, saya seneng sekali secara gak sengaja mampir kesitus anda!. karna saya
    masih sekolah kelas 3 sma dan masuk ekskul
    ws-sigma(nama ekskul di Al-zaytun)disini tempat kita2 yg mau m’pelajari bidang IT.saya belajar web design, saya senang mendapat ilmu pengetahuan yg buanyakkk ckali!!!, ini sebagai refeensi juga bagi saya yg ingin kuliah bidang IT. tapi saya sulit memahami web programernya kak, seperti PHP dll. kak, doain ya!, saya bisa jadi WEB MASTER karena itu cita2 saya(tapi saya kurang bisa memahami PHPnya!?!).
    ini alamat situs ekskul saya : http://www.ws-sigma.com
    kak, bolehkan kalo saya mau tanya tentang bidang IT lagi….!?! , thanks banget

  10. nebeng komentar OoT di IT-in, ah:
    pelukis berbakat vs pelukis berlatih;
    pelukis berbakat: lukisannya bagus tapi teknik kurang.
    pelukis berlatih: tekniknya mantap tapi lukisannya ga berkepribadian.
    nah.. gimana seandainya pelukis berbakat yang berlatih ya? coba tanya alm. raden saleh :p

  11. Saya rasa semua tergantung pada individual itu sendiri, gak ada salahnya Otodidak ataupun Informatika !!!. bicara masalah bakat, lebih baik disalurkan di Universitas atau Akademik lebih bagus. karena selain bisa mendapatkan dari Universitas atau Akademik, seorang programmer mau tidak mau ia pasti dituntut untuk dapat bisa memahami dan menggunakan program, baik di kampus ataupun di luar kampus. jadi yach seorang programmer informatika menurut saya harus bisa menyeimbangkan keadaan. jika dibutuhkan otodidak yach lakukan saja toh itu gak salahkan…, dan lagi memang sudah keadaan yang melakukan.

    jadi pertanyaannya :

    1) buat apa programmer informatika klo tidak otodidak karena keadaan terpaksa ?
    2) buat apa programmer Otodidak klo tidak bisa memahami dasar tentang pemrograman ?

  12. Menurut saya, kita ga boleh terlalu maksa jg ya..Jika memang seorang yang otodidak, dapat mengalahkan seorang yang memiliki latar belakang informatika, saya pikir itu bukan masalah..jd, saya kurang setuju dengan pendapat anda yang terlihat sedikit memojokkan orang2 otodidak..Contoh ny saja adik teman saya yg sekarang masih duduk di bangku SMA. Walaupun dia tidak memiliki latar belakang informatika, tetapi ternyata dia justru lebih cocok di katakan programer handal daripada kakak nya yang memang seorang berlatar belakang informatika. Jd, mungkin, tergantung dari bakat dan kemauan juga…

  13. STMIK dan STIKOM berjamur dimana-mana.
    Setiap tahun mengeluarkan ratusan lulusan informatika.
    Bahkan, lulusan dari kursus pun ada.

    Yang otodidak? enggak kalah banyak.

    Akhirnya, semua orang yang ingin menginvestasikan IT pada tempat usahanya, memilih bukan berdasarkan kualitas kode lagi. tapi harga.. lah wong kebanyakan pilihan

    Kalau begitu wajarlah Telkom menghargai Programmer PHP 1.75 juta per bulan.

    Perbedaannya adalah.. ketika kode itu dibuka, dilihat strukturnya dan lakukan perubahan pada program.

  14. belajar mah ngak kenal universitas ngak kenal bukan lulusan universtias kalau bisa bisa mau apa!!!

    banyak lulusan yang ngak ngerti apa-apa?

  15. menurut gw pengertian klo yg lulusan musti unggul daripada otodidak itu salah besar!! X-(

    temen gw dulu ambil kuliah TI, tapi saking emosinya sama pelajaran kuliah yg ga bisa dipercaya, akhirnya dia out & ambil kursus. Sekarang dia udah sukses & klo gw suruh tarohan, dia pasti menang dari lulusan yg sangar2.. 😀

    Gw sendiri jujur aja, seingat gw kuliah juga cuman diajarin nginstall windows!! :((.
    tp toh juga sekarang gw diatas mereka yg top ranking waktu kul 😀

    jadi menurut gw semua itu tergantung sama orangnya, tergantung sama uletnya dia sendiri.. >:D<

  16. Ga sengaja mampir di sini, topiknya seru juga…

    Jika ada pendapat yang merendahkan Programmer Otodidak, jelas aku tidak sependapat.
    Lha wong aku yo mrogram ga pake kuliah. 😀

    Memangnya ilmu yang di dapat di bangku kuliah itu turun dari langit khusus untuk yang kuliah saja.
    Emangnya apa ga ada buku, artikel, dsb termasuk programer kelas kakap yang bersedia menurunkan ilmunya secara gratis ga pake kuliah.

    Klo anak kuliahan belajar dari dosen, buku, dan internet. Orang otodidak juga bisa kan? minus dosen aja pastinya.
    Dan pastinya otodidaker punya semangat dan rasa ingin tahu yang tinggi, karena dia melakukannya dengan senang hati bukan untuk mendapatkan IP tinggi.

    Yang membedakan otodidak dan Skom adalah waktu ngelamar kerja.
    Yang skom berpeluang besar untuk mendapat kesepatan interview, yang otodidak bikin portofolio dulu yang baik… 😀

  17. Kebanyakan programmer belajar secara otodidak. Materi yang diajarkan di perguruan tinggi adalah konsep (teori). Mau tidak mau seorang programmer harus bisa mandiri.

  18. Di perguruan tinggi diajarkan konsep Software Engineering (Rekayasa Perangkat Lunak), kalau di luar pengertian RPL ini disalahartikan, seperti yang dijelaskan oleh mas Romi Satria Wahono. Kira-kira seperti itulah…

  19. hiduuuup otodidaker`s gw stuju bgt tuh seandaunya pemerintah mau menampung dan memberi perhatian lebih sama otodidaker yang berjuang belajar untuk menjadi seorang programer yang nantinya juga pasti akan berbakti untuk negara-negara juga!!!! pemerintah kita memeng gaptek gak perhatian sama tekologi

  20. Sebenarnya yang tamatan informatika (S1) lebih cendrung ke arah analisa & manajemen, informatika (D3) ini yang lebih cendrung ke programmer. Kalo ada tamatan informatika (D3) gak bisa programming, itu kebangetan deh, tapi kalo ada tamatan informatika (S1) gak bisa programming, atau rpogramming pas-pasan menurut saya itu wajar.

    Yang bukan tamatan informatika bisa programming ato jago banget programming, itu juga hal yang wajar. Hari gini, apa yang gak bisa dilakukan, ilmu pengetahuan tanpa batas. Asal ada kemauan dan kerja keras, pasti bisa. Ya gak 🙂

  21. menurut gw otodidak sama di kuliah di bidangnya, seharusnya lebih pintar dari yang otodidak karena sudah dipelajari atau memang standar perkuliahan khususnya pts2 yg ada kebanyakan mutunya jengkol alias jongkok atau mhsnya oon.

  22. Iya mas, banyak banget tuh source di internet buat yg mo belajar programing secara otodidak. Buat yg otodidak ayoo, maju teruus (mentang2 gua otodidak juga, hehe…). 🙂
    Kemudian jam terbang juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan coding.

  23. sebagai lulusan akademik harusnya sih bisa lebih baik daripada yang otodidak, cz pemrograman kan g sekedar syntax, fungsi, prosedur,dll tapi seringkali berhubungan dengan database. nah merekea yang otodidak apa ngerti database, bs2 g dinormalisasi cuma bwt satu tabel,he3 berabe kn?

  24. yaa, untuk jadi programmer gampang2 susah….tiap hari harus rajin melototin sourcecode trus dicoba sampe bisa…sebagai pembuktian kalo u seorang programmer buat program and kasih tau bahwa u yg bikin tu program…simpel deh..otodidak apa bukan yaa beda kulitnya doang..isinya sama aja..piss bro

  25. programmer??saya lbih bnyak pke komputer tuk interfacing ni juga masih blajar n blajar lg,tp bg sya,saya bukan programmer, saya lebih suka dibilang orang yang brkecimpung di dunia elektro/listrik.susah mendefinisikan tentang programmer..salut buat sampeyan!

  26. Banyak sekali perbedaan antara yang otodidak dan lulusan informatika….yang tau cuma orang2 informatika….pemrograman yang lebih komplek dengan database yang sangat besar misalnya saja dengan ratusan tabel… saya yakin pembuatannya jauh lebih baik dan terstruktur kalau orang informatika yang ngerjain…dan kalau source code dibuka….maintenance jauh lebih mudah………

    kebanyakan programmer otodidak hanya unggul di interface….kalau program mau dirubah..mereka melakukan perombakan besar….selain itu yang saya liat dari segi database kalau yang otodidak t kurang sekali, tabel dibuat seadanya, asal bisa menampung data….

  27. Saya hanya sedikit menambahkan,
    bahwa programmer lulusan informatika pada saat kuliah juga dibekali hal2 lain -yang mungkin tidak terdapat pada programmer otodidak-, misalnya: disiplin, kode etik, manajemen diri & waktu, dan hal2 sepele -namun penting- lainnya. Selain itu tentunya programmer lulusan informatika mempunyai peluang relasi yang lebih banyak & mungkin juga pengetahuannya tentang dunia IT lebih matang..

  28. Programmer akademis bisa menjadi seorang system analyst, sedangkan yang otodidak tidak mungkin bisa.

    Namun demikian, pengalaman juga menentukan kepiawaian seseorang dalam hal programming, terutama pemrograman database. Bisa saja seorang programmer otodidak lebih piawai daripada yang akademis karena pengalamnnya lebih banyak.

  29. OI…
    saya adalah programmer OTODIDAK !
    kenapa ?

    karena umur saya masih 14 tahun !
    mulai dari JustBasic v1.01
    mulai dari javaScript sampai Java…
    dan Greenfoot,
    saya belajar dari internet..

    dan parahnya lagi, komputer saya Macintosh..
    jadi hanya bisa belajar java dan scripting,
    kalau JustBasic, saya punya komputer windows yang sudah sekarat karena banyak virusnya…

  30. wah. ketemu lagi ama situs ini..makin banyak komentarnya,tapi ngga karuan…

    buat yang otodidak, semangat terus untuk belajar, mau jadi programmer, analyst bahkan project manager juga bisa… jadi presiden aja bisa, di Indoensia ini apa sih yang ngga bisa ???

    kata Albert Enstein, untuk sukses hanya membutuhkan 1% kecerdasan sisanya 99% membutuhkan kerja keras

    buat yang pendidikan formal,jangan pesimis negara ini masih butuh banyak manusia-manusia yang berpola fikir maju, untuk bisa berfikir maju semua itu didapat dari pendidikan formal karena umumnya pendidikan formal sering melakukan penelitian, penganalisaan dan perbandingan, gunanya untuk mendapatkan solusi yang tepat dan akurat dari suatu masalah

    orang bijak bilang, karakter dan pola berfikir seseorang dibentuk dari jenis buku apa yang dia baca.

    jika ada 2 kandidat calon presiden di Indonesia: SBY dan si Cepot, walaupun saya bukan pendukung SBY, saya pasti milih SBY yang bergelar Doktor, sementara teman-temannya Si Cepot pasti milih Si Cepot, Alasannya : Si Cepot juga orangnya kaya, bahkan lebih kaya dari SBY, udah gitu lebih terkenal dibandingin SBY, lagian juga jadi presiden apa sih susahnya, khan ada mentri-mentri yang ngebantu, kalo Si Cepot pengen tau soal ekonomi belajar aja ama mentri ekonomi, kalo mau tau soal keuangan tinggal belajar aja ama mentri keuangan, gampang khan ….

    walah… seperti melihat garis horisontal ditepi laut, bisa terlihat tapi tidak nyata bisa diraih.

    Repotnya di perusahaan-2 saat ini umumnya berfikiran seperti teman-2nya Si Cepot, mencari programmer dengan gaji rendah, karena berfikir, ah..programmer ngga perlu D3/S1, asal ada pengalaman dan sudah pernah buat software, itu sudah cukup, titel pendidikan cuma syarat di surat lamaran kerja.

    karena berfikir seperti teman-2 Si Cepot, pihak perusahaan ngga sadar bahwa mereka rugi secara waktu, biaya dan tenaga, saya bisa katakan ini karena sampai saat ini saya dan beberapa teman-2 seprofesi membuat software diperusahaan menengah dan besar dan diperlukan oleh pihak perusahaan karena software yang dibuat progammer sebelumnya tidak pernah selesai (umunya dibuat oleh programmer otodidak), bahkan semakin rumit,seperti mie ayam yang lagi diaduk-aduk, bahkan tidak jarang pula saya harus bangun software dari awal,program yang lama ya..dibuang aja.

    kang Dedi, topiknya diganti aja… percaya deh ngga akan ada habis-2nya nanti orang berkomentar, dan lagian juga ngga ada hasilnya, topiknya ganti ama masalah koruptor aja,biar yang komentar pada caci maki sikoruptor, percaya ngga percaya kalo koruptor dicacimaki orang banyak, si koruptor akan kualat dan semoga aja Indonesia bersih dari koruptor, kasian masalahnya gara-2 koruptor, adik-2 kita sekolah ngga pake sepatu, Ibu-ibu kita mengeluh, minyak langka, sembako mahal, Bapak-bapak kita sedih karena di PHK

    karena siKoruptor ini lah pemerintah ngga salah dengan slogannya bahwa :
    kita harus memerangi kemiskinan, yang artinya orang-orang miskin harus dimusuhin, pedagang kaki lima digusurin, semua dagangan harus masuk ke Mall atau pusat perbelanjaan.

    mengentaskan kemiskinan, yang artinya yang miskin dihabisin dari Indonesia, sembako mahal, biar orang miskin ngga bisa makan, terus meninggal semua deh orang miskin, sukses deh program mengentaskan kemiskinan

    Bumi dan kekayaan alamnya dikelola oleh negara untuk kemakmuran rakyat yang sejahtera, yang artinya rakyat yang sejahtera aja yang makmur sementara rakyat tidak sejahtera.. ya di perangi dan dientaskan.

    ya..sudah lah, saya cuma 1 orang diantara ratusan juta penduduk Indonesia, saya cuma bisa berharap, orang-2 otodidak ngga besar kepala karena keahliannya, dan orang-2 berpendidikan formal tidak membusungkan dadanya karena titelnya

    Saya berharap,satu tetes harapan saya setiap waktu dapat melubangi batu karang yang keras sekalipun dan itu hanya masalah waktu.

    Wah jadi nulis buku neh…

  31. menurut saya, parameter hebat tidaknya seorang programmer adalah bagaimana dia bisa menjawab dan menyelesaikan masalah pemrograman computer secara cepat dan tepat.

    coding adalah masalah syntax semua programmer bisa melakukannya, tapi apakah mereka mengerti alur logikanya.

    saya bukan orang IT, tapi saya senang sekali bisa membuat aplikasi sesuai dengan keinginan user, terserah pakai bahasa pemrograman apa(user pun tidak peduli mau pakai bahasa pemrograman apa),saya suka copy paste program yang sudah ada selanjutnya saya modifikasi agar sesuai dengan keinginan user dengan waktu yang cepat, pointnya adalah user senang saya senang dan semua senang 🙂

    saya punya teman jago sekali dalam coding, coding dilakukan seperti mengetik biasa dan hapal luar kepala. tetapi dia bilang begini “Terima kasih untuk programmer yang membuat copy paste, karena kalau tidak bakalan lama selesainya projek ini”.

  32. Mas.., saya banyak juga bikin-bikin program kecil-kecilan pesanan instansi perusahaan sampai ke kantor pemda. Semuanya saya kerjakan single fighter, dan awalnya dulu saya belajar dari coding yang ada, di ubah (modifikasi) di analisa akibat modifikasi tersebut. Begitu seterusnya, dibantu buku & referensi lainya (saya otodidak bukan yah?). Ingat kita dulu belajar bicara dengan meniru ba ba bu bu dari orang tua. Sekarang kita bisa bicara lebih banyak dari mereka. DFD, RF dan sebagainya kan ada di buku-buku yah, termasuk algoritma dsb. Bisa juga tuh dipelajari walaupun pada prakteknya yang lebih banyak bicara adalah naluri pemrogramannya. Salam!

  33. Aku seorang mahasiswa tingkat akhir diploma IPB jurusan Manajemen Informatika!, kira2 ada ga perusahaan yang menerima lowongan gawe yang statusnya freelance, soalnya aku butuh kerja parttime?

  34. dari STMIK Palangkaraya – Kalimantan Tengah (di tengah hutan he.he.he.)
    Iyalah mas.., kami disini untuk akademik dibuatkan oleh salah satu rekankami yg lulusan D3 Pertanian (tapi bisa pemrograman), lagian yg S.Kom pada belom bisa nich..(teori sih jago…nya..!!)
    memang jadi aja sih, tapi sering trouble, udah gitu jauh dari kaidah system yg sbenarnya, gimana ya mulai membentuk tim utk membangun sebuah system? ada saran?, ciao..waswrwb.

  35. Makanya kalo kuliah tu yang bener. Belajar di kampus/sekolah, di rumah,ato di club studi. Selain tu cari pengalaman kerja biar lebih semangat ber-IT. Cari temen/pacar sebanyak – banyaknya. Ngga kalah penting ikut serta dalam keorgranisasian, banyak perusahaan ngga cuma melihat IQ tapi juga mental/EQ. Satu lagi cari link sebanyak2-nya. Itu baru mahasiswa. jangan setengah2.

    Aku juga mahasiswa T. Informatika, menurutku pemrograman itu “jantungnya informatika” kayak tertulis di Buku Algoritma 1 Rinaldi Munir. Jadi itu hal yang dasar/minimal yang harus dimiliki. Terus jangan berhenti sampai disana, kamu maunya jadi programmer SI, Multimedia, Jaringan, web, AI, ato microkontroller, dll itu harus jelas. Aku rasa kalo lulus cuman bisa program, sia – sia namanya mending lebih spesifik lagi dengan berkarya dan berkarya, mencari dan mencari. jadi kalo mau bisa ini itu harus ngerti dasar2 program dulu.

    Di kampus emang rata2 dapet teori doang, dan belajar sendiri di luar kampus. Otodidak itu juga memerlukan tenaga, kadang nyapein, tapi jangan patah semangat. Karena benar2 mengandalkan diri sendiri.Di kampus jangan puas dengan hanya diajarin di depan kelas, tanya dosen juga di luar kelas,karena dia lebih pengalamannya. (bukan cari muka lo..).

    Kalo bedain programmer IT dengan yang otodidak itu sama aja, sertifikat khan bisa didapat di mana aja, khan banyak itu ada sertifikasi internasional macam CCNA, OracleDBA, RedHat dll tentang pemrogramman. Yang terpenting buat IT sekarang menurutku mental, wawasan, dan pengalaman berharga serta keahlian pake tool.

    Itulah indahnya informatika, yaitu bisa dipelari oleh siapa saja(ngga cuman jrs IF), kapan saja, dimana saja. Karena itulah banyak yang salah dalam penggunaan tekno informasi. Itulah gunanya ada jurusan informatika.

    Menabunglah untuk hari esok.

  36. Itulah yg membedakan kualitas suatu program aplikasi…

    Program aplikasi tampak luarnya bagus, bagaimana dengan tampak dalamnya?

    apakah coding-codingnya dalam susunan yang optimal (tidak acak2 an kayak anak yg baru belajar program)

    apakah bisa dimengerti oleh tim, dan tim yang lain apa bila di serah terima kan?

    cheers

  37. saya programmer otodidak, lulusan dari IF juga banyak yg ngasal kok, banyak yg ngga bisa coding cuma tau teori2 doang…menurutku sih ‘cuma’ kebetulan aja dia masuk jurusan informatika yang penting iq-nya man…orang goblok apalagi iq-nya jongkok (maksain diri masuk if) terus masuk2 aja jurusan IF lulus apa dia ‘pantes’ jadi programmer udh gitu ngga bisa coding lagi apalagi mau jadi project manager/solution architect hahaha….bisa dikadalin programmer yang otodidak (gua sering ngalami pm yang seperti ini hahaha….). mengenai dfd, er diagram orang otodidak juga lebih jago dari lulusan IF, memangnya programmer ngga tau apa desain database, algoritma, ngga mungkinlah lagi ngga bisa kalo ngga bisa wah itu programmernya ‘diragukan’ man… karena itu pasti terkait sekali dengan dfd, er. kalo soal sisi bisnisnya yang lebih tau ya user-nya….terus yang ‘ngaku’ lulusan if (ngga semuanya lho tapi kebanyakan even di sekolah it yang ‘katanya’ top….tapi songong/belagu ,minta ampun padahal mah kemampuannya basic banget…) bisanya apa dong…
    tetap aja yang menentukan adalah iq-nya….

    thx

  38. malam..

    gk masalah mau otodidak atw formaldidik, nyang penting hasilnya memuaskan..

    saya setuju dengan Andreas Arefa yang menyatakan bahwa orang yang ber”bakat” adalah orang yang mau belajar “sesuatu” dan terus2an belajar hingga orang itu “bisa”

    so, siapapun anda bisa dikatakan berbakat terhadap sesuatu yang anda mau pelajari dan bersungguh dalam mempelajari apapun itu…

    malam..

  39. Kalo mau belajar jadi programmer, bisa coba dengan modal komputer dan kemauan.
    Hal tersebut relatif lebih mudah dibandingkan belajar jadi sarjana teknik sipil 🙂
    Harus punya modal ‘lebih’ buat praktikum konstruksi kayu, baja dan beton.
    Yah… akhirnya ke-enakan jadi programmer daripada jadi civil engineer 🙂
    Biarlah ST tetap ST… yang penting hobby tersalurkan 🙂

  40. SAYA SUDAH SEKITAR 2 BULANAN BELAJAR DELPHI GAK BISA2 TUH TAPI AQ TETEP MENCOBA TERUS BELAJAR SENDIRI TAPI

    MENURUT SAYA SIH OTODIDAK INSTINGNYA LEBIH TINGGI DARIPADA YANG ORANG IT GTU

  41. Saya harus nya Malu dengan diri saya ini. Saya adalah lulusan Informatika tapi saya sendiri tidak mengerti / memahami semua bahasa pemograman.
    maka dari itu semenjak saya lulus dari bangku kuliah gelar S.kom tidak perna saya tampilkan di kartu nama saya (hehehe )meskipun Bisnis saya sendiri masih berhubungan dengan bidang IT.
    menurut pandangan saya yang newbie ini ada yang salah dengan paradigma pendidikan kita.
    saat dikampus dulu kita hanya diajarkan untuk mengejar cita2 supaya bisa jadi analys, programer atau pun edp.
    bukan diajarkan Enterpriner gimana jadi orang yang dapat membayar analys, programer atau pun edp.
    sedang kan enterpriner kita pelajari secara otodidak.

  42. secara otodidak seseorang bisa memahami pemrograman dengan baik,sebaliknya ada yang lulusan sarjana komputer tapi tidak memahami pemrograman tapi mengerti mengenai ER Diagram,DFD, hal ini menurut saya tergantung dari kemauan seseorang tersebut untuk serius dibidangnya..demi masa depan yg lebih baik tentunya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This is not spam