Pernahkah anda punya rekan yang bisa pemrograman komputer tapi tidak berlatar belakang informatika/sejenisnya? Saya punya. Mulai dari programmer yang copy paste source code sampai dengan yang mampu bikin class sendiri juga ada. Disisi lain saya juga memiliki teman dengan latar belakang informatika namun kemampuan codingnya sama seperti rekan saya yang otodidak, bahkan ada yang mengaku lulusan informatika namun tidak mampu melakukan coding program.
Saya punya teman, pintar, logic programmingnya oke, menguasai lebih dari satu bahasa pemrograman selain itu proses codingnya juga cepat. Kalo disuruh misalnya “Gue butuh program bla.. bla.. bla.., elo bisa buat?” dia langsung jawab “Bisa!”. Tapi, giliran disuruh bikin ER Diagram ataupun DFD dia bingung harus mulai darimana.
Lalu timbul pertanyaan saya, kenapa masih ada lulusan informatika bisa dikalahkan oleh orang-orang otodidak dalam pemrograman? sebegitu mudahkah menjadi seorang programmer? apakah hanya dengan mengetahui logika pemrograman dan syntax-nya maka sudah menjadi seorang programmer? Lalu apa yang membedakan programmer lulusan teknik informatika dan yang otodidak?
Berdasarkan pengalaman saya bertemu dengan programmer otodidak, hampir sebagian besar mengerti pemrograman namun tidak diawali dengan belajar teori-teori dasar pemrograman. Biasanya hal itu akan dipelajari sambil berjalan seiring dengan mencoba beberapa baris kode. Sedangkan dalam dunia pendidikan, AFAIK, sebelum coding diharuskan mengerti terlebih dahulu teori-teori dasar seperti misalnya DFD, ER Diagram, bit, Byte dan lain sebagainya, baru nanti akan melangkah ke pemrogramannya.
Jika anda programmer terlepas apapun latar belakangnya tentu pernah mengalami hal-hal seperti dibawah ini :
* Penggunaan beberapa fungsi-fungsi sejenis yang terkadang membingungkan dalam penggunaannya. Seperti misalnya kapan harus menggunakan str_replace dan kapan menggunakan ereg_replace atau kenapa harus strstr daripada preg_match() dalam PHP?
* Jika berhubungan dengan field-field database pernahkah penentuan type field berdasarkan alasan yang jelas? Seperti misalnya kenapa harus bigint daripada int atau langsung comot yang paling besar? *mysql style*
* Kenapa harus ADO daripada DAO untuk melakukan koneksi ke database *Lha, masih pake VB 6.0? =))*
Jujur, untuk hal-hal seperti itu kadang saya harus buka buku lagi, ya maklumlah namanya juga programmer pemula dan otodidak pula *ngeles*.
Berkaca dari contoh kasus diatas, lalu apa yang seharusnya membedakan antara programmer otodidak dan programmer berlatar belakang informatika?
Menurut saya yang memiliki latar belakang informatika harus bisa mengungguli yang otodidak dengan menguasai teori-teori dasar ini. Kemampuan seperti menyusun ER Diagram, DFD, bit, Byte, alokasi memori dan hal-hal lainnya harus bisa dikuasai oleh yang berlatar belakang informatika. Bahkan akan lebih bagus jika programmer berlatar belakang informatika mampu menguasai itu semua namun dapat menjelaskannya dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang lain. Bukan tidak mungkin programmer otodidak akan mempelajari hal seperti itu mengingat resources pemrograman sangat banyak beredar di internet. Ini tantangan yang akan dialami oleh lulusan informatika khususnya para programmer.
Semua sama…
Kembali ke niat kita mau apa…
– mau cari duit? bersainglah…
– mau hobby? nikmatilah…
semua sama…
hobi yang menghasilkan duit bayak 🙂
Programming: Enjoy+Watch+Learn+Sebungkus kacang/Rokok+Syntax= Software.. 🙂
ya memang agak memalukan bila lulusan informatika nggak mengerti teori dasar di bidangnya sendiri.
dari pengalaman yg saya dpt, tmn2 saya ada yg ahli banget buat program namun tiba saat disuruh buat dokmentasinya yg berupa dfd/uml, er. eh malah bingung sendiri. Ada jg yg bisa perancangan dan programnya. tergantung kemampuannya.
Di kampus2 mempelajari berbagai ilmu dasar pemrograman, namun kalo yg otodidak hrs bljr sendiri. bukan berarti yg otodidak ketinggalan.
itu sih,tergantung ke kemampuan n niat orgnya juga.
uda byk dijual buku codingpun itu semua asalnya darimana coba?ya dari ank IT, lalu turun ke umum. bener kan?
Org IT itu lbh byk dpt masukan ilmu n bisa didiskusikan dgn sesama IT. Coba kalo yg otodidak, mrk belajar sendiri n blm tentu dpt smua ilmu
Nggak bisa dijadikan patokan resmi mas. Temen2Q anak2 IF, nggak semuanya jadi programmer, mereka lebih bangga jadi IT Consultant (kan gajinya lebih gede 😀 ). Tapi banyak juga yang blum masuk IF udah belajar ngoding.
Permasalahan yang penting kan, mana BUKTINYA? Apakah si programmer punya karya nyata yang bisa dilihat? Otodidak dan kuliah hanya ‘jalur’ belajarnya, bukan penentu kualitas. BagiQ, kuliah IF hanya sekedar ‘formalitas’ untuk cari kerja. Ilmunya aq cari di praktikum, internet, tanya2 para master (definisi master di sini, orang yang mau ngajari aq, nggak peduli siapa dia, pemula, dedengkot programmer, non jurusan IF dll). Maklum bukan orang programmer, orang jaringan (yakin neh??? :-/ ). Programming sepertinya sudah bukan prospek lagi (Peace 4 all programmers :)>- )
“Orang bodoh makin kelihatan bodoh mana kala dia punya sedikit ilmu dan ia pamerkan, tetapi ketika diberi suatu permasalahan, dia tidak sanggup mengatasinya.
Orang pintar makin kelihatan pinter mana kala dia punya banyak ilmu dan tidak ada yang ia pamerkan, tetapi ketika diberi suatu permasalahan, dia sanggup mengatasinya.”
Anda sudah paham bukan? (Itu kata2 orang bijak dariQ loh 😀 weikss….narsis banget :)) =)) ). Jadilah programmer yang tidak sombong, mau mengajari sapa saja, dan mau belajar dari sapa saja (termasuk aq :p ).
Contoh bos gue dulu di jogja, aslinya orang akuntansi, jadi buatnya program SIA, dan dia sendiri yang merintis
Kalau Skill Akuntansi nggak usah ditanya deh…(lulusan UGM), kalau program hasil kerjaanya dari luar sih nggak kenapa2, tapi setelah diperhatikan interfacenya ancur (bukan masalah indah atau bukan) tapi masalah pemanfaat komponen GUI yang ada, tata letaknya juga nggak karuan, kayaknya yang penting asal jalan.
Nah.. bagian dalamnya gimana?…. lumayan..!!, lumayan tambah ancur, kalau buat prosedur pokoknya asal jadi, nggak perduli ada koding yang sering berulang2, looping & brancing yang nggak efektif…, pokokke dirty banget..(maklum nggak pernah dapat kuliah analisa algoritma)
Konsep database gimana?…. ampunnnnn.. deh, redudansi terjadi dimana2, normalisasi tidak diterapkan, kalaupun ada konsepnya salah.
Kalau menurut gue .. ERD yang nomor satu, DFD.. tergantung, kok tergantung??? la wong gue buat program dari menghayal,jadi buat program dulu baru dipasarkan, bukannya ada order dulu baru dibuat programnnya.
singkat aje, gak usah banyak bacot !!!
prog otodidak —> mental lebih Kuat
prog lulusan —> mental tempe
prog lulusan + otodidak —> SUPERMAN
kalo Lu semua uda terjun ke IT, lu ga otodidak, jamin dah, km LULUS IP 4, 2 tahun lagi IP mu bakal jadi 1,5 !!
aq lulusan iT nich,
ada hal lain yang tidak dipunyai otodidak
, gak isa judi online
karna gak pernah ikut mt kuliah statistik ma logika, he he
yg pasti yg otodidak suka di spelekan ma orang yg KULIAH di bidangnya … palagi yg otodidak belajar terlebih dahulu dari copy paste 😀
Pak, di kampus, mahasiswa cuman dapet teori dasar saja. dan beberapa teori yang diberikan sudah out of date. sedangkan di luar meja kuliah, teknologi berjalan terus. paradigma programming juga berkembang. dulu sewaktu lepas dari kuliah d3, shock juga… ternyata di lapangan sudah seperti ini toh…. dan sekarang kembali lagi kuliah utk s-1… komentar yang keluar, eh ternyata yang pernah aku lakukan beberapa waktu lalu masih tetep dibahas sekarang. (bayangkan saja, buku awal th 90an dipake utk referensi mata kuliah OOAD, dimana pada saat itu OOAD belum mencapai maturity level, CMIIW)
satu yang memang kita harus fahami, bahwa waktu belajar di kampus sangat terbatas. pembimbing juga tidak selalu bisa mengupdate pengetahuannya. nah dari kekurangan inilah tugas mahasiswa untuk mencari pengetahuan baru. bisa dengan melakukan diskusi, workshop, atau mencari materi melalui internet.
itulah kenapa ada mahasiswa lulusan IF yang ketika turun ke lapangan masih gagap teknologi. apalagi urusan software engineering.
trgantung bro, namanya jg minat mahasiswa… kalo minatnya tinggi ingin ngampus di IT so pasti mereka bakal mempelajari semua teori dan prakteknya sampai mahir, lo minatnya tdk terlalu tinggi paling mereka memilih diantara kedua itu(teori or praktek), lo tidak ada minat paling mereka cuman pacaran aja dikampus… klo aq lebih keprakteknya dan sedikit ke teorinya… lbh enak prakteknya dirumah ketimbang dikampus alnya dikampus pasti gak bs konsen… jd semua itu adalah hobi dan minat masing2…
Halah kalo aku sich Gak Jadi masalah. mau otodidak mau lulusan informatika itu semua tergantu kemampuan. kalopun lulusan informatika tapi lebih pinteran sama yang otodidak dia bisa jadi programer. kalo belajar EFD DFD itu juga bisa dari siapa pun dari teman saudara internet mungkin. jaman sekarang yang di pandang orang bukan lulusan or gelar. tapi ketrampilan coy…
Saya lulusan SMK jurusan otomotif saya sekarang berprofesi sebagai programmer walaupun saya otodidak gaji saya lebih besar dari teman kerja yang lulus S1.
Saya pikir programmer otodidak bisa lebih baik dari yg pernah kuliah kalau kita mau terus belajar.
ga penting apakah dia otodidak ataupun lulusan lembaga formal,,
yang terpenting itu, kecintaan kita ma pekerjaan,, sikap yang ga sekedar bekerja,, tetapi juga semangat untuk menjadi lebih baik, dan rasa haus akan ilmu yang luas,,
jadi, jangan saling meremehkan,,
NB: berdasarkan ilmu ke-soktau-an saya
Otodidak praktek lebih banyak waktu, dan biasanya berkemauan keras. Informatika sudah jenuh dengan teorinya, waktu sedikit, apalagi kerjanya di bidang yang lain, sayang kan.
mas ajari mas
aku ra iso pa pa, mung iso mikrokontroller sithik sithik ki, ana proyek sing meh tak gawekke ra ???
ajari mas, carane golek dhuwit
please please
teach me , how to make living
OHHH GOD ,
SAVE ME
All I want is living peacefully
OH GOD………
menurut seorang programer Lulusan Informatika
Harus menguasai UML dan ana analisis algoritman
jika tidak maka softwarenya banyak gagal dan tidah sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh klien..
saya baru denger nih teori perbandingan ini
smoga aja ini cuma rasa cape aja mlototin script duud………
ini quote nyaaa:
JANGAN SAMPAI TERJEBAK AROGANSI DUNIA IT
Pertanyaan yg sgt menarik.. Saya akan mencoba meluruskan.. (mohon koreksi bila salah).
UNTUK MENJADI “programmer”, ANDA TIDAK PERLU KULIAH JURUSAN INFORMATIKA (cukup lulusan STM, otodidak, dan pengalaman saja) !
UNTUK MENJADI “developer”, MINIMAL ANDA KULIAH JURUSAN INFORMATIKA S1&S2 KARENA pengetahuan “software engineering” SANGAT DIBUTUHKAN ! …
SILAHKAN PEMBACA CARI TAHU PERBEDAAN “DEVELOPER” & “PROGRAMMER” !
IDEALNYA “PROGRAMMER” HANYA MENTERJEMAHKAN SPESIFIKASI SOFTWARE KE BAHASA PEMPROGRAMAN. MASALAH LOGIC DAN ALGORITHMA YG DIHADAPI HANYA SEBATAS MENTERJEMAHKAN DAN MENSIASATI / ‘PATCHING’ AGAR SOFTWARE SESUAI DENGAN SPECS.
Lanjutan..
BAGAIMANA DENGAN DEVELOPER ?
IDEALNYA, SPECS YG MELIPUTI DFD,FC,CRD,CD,ERD,SRS,dll DIKERJAKAN OLEH “developer”.
PUSING KHAN ?
Jika anda programmer Java, mungkin anda pernah tahu istilah ‘JSR’. IDEALNYA/RESMINYA langkah2 pembuatan software seperti pembuatan sebuah JSR di Java.
Lanjutan..
How to create JSR :
1. Perusahaan Laptop Acer dan HP meminta Perusahaan Sun Microsystem untuk membuat “JSR 333 : Webcam”.
2. Seorang ‘developer’ terkemuka ‘yadieet’ ditunjuk untuk melayani permintaan tersebut.
———————————————–
Atau bisa juga dibalik ‘yadieet’ menawarkan ke Acer.
———————————————–
3. Yadieet merumuskan SPESIFIKASI awal beserta tim Acer-De. Lalu,menghubungi 5 programmer java dari Jerman,Australia,Belanda,dll (lulusan STM semua)
4. Kemudian mereka berenam mulai membuat software, yadieet sebagai ketua tim programmer.
———————————————–
Developer umumnya bertindak sebagai KETUA TIM PROGRAMMER dan BERTANGGUNG JAWAB PENUH.
———————————————–
Mudeng opo rak ???
Yang jadi masalah di Indonesia ini adalah..
BANYAK PROGRAMMER DI INDONESIA INI MERANGKUP SEBAGAI DEVELOPER BAHKAN DI PERUSAHAAN IT SEKALIPUN !!!
NB:
Gaji 400 juta/bulan itu cuma untuk profesi programmer (tidak termasuk developer).
Kalian yang kuliah di jurusan Informatika bidang pemprograman berkesempatan memeliki penghasilan 400juta/bulan JIKA KALIAN KERJA DI UNITED KINGDOM alias INGGRIS !!!
Butuh program ?
Kunjungi : http://www.java.sun.com
Kalian para programmer Indonesia berkesempatan memiliki penghasilan Rp 400juta/bulan.
Gaji 400juta/bulan itu cuma untuk profesi programmer (bukan developer) dan itu untuk lulusan SMU.
Untuk developer, minimal gaji US$ 1juta/minggu untuk lulusan S1 dan S2.
Dan itu semua berlaku jika kalian kerja di UNITED KINGDOM alias INGGRIS.
Tapi lebih baik anda-anda kerja di Indonesia. Meskipun gaji programmer kecil di sana (di Indonesia), setidaknya anda ikut serta memajukan IT di Indonesia.
Assalam..
yadieet disconnecting..
selain komentar-komentar tentang otodiker diatas, ada beberapa komentar yang ingin saya tambahkan, secara umum otodiker mempunyai sifat yang mencolok :
– Idealis.
– Sosialis.
– Nasionalis.
karena sifat-sifat tersebut, seorang otodiker akan bertingkah laku :
– Bayarlah untuk apa yang saya kerjakan.
– Bukan masalah uang/bayaran yang utama (yadieet= sorry ya).
– Hidup tidak sendiri.
– Berjuang untuk maju.
– Sadar akan posisi dalam pergaulan.
– Memiliki motto yang selalu dipertahankan dan diperjuangkan.
kembali ke diri saya, tanpa maksud nyombong,
saya berumur 30an tahun, sejak umur 12 tahun belajar elektronika dan pemrograman secara otodidak hingga sekarang. sekarang aku masih kuliah jurusan TI. Pekerjaan saya sekarang ini, embed system engineering (versi saya lho), perbaikan peralatan elektronik dan programmer???
MENGAPA programmer???
bagi programmer ato merasa programmer jangan bangga dulu. ingat programmer hanya sebagian kecil dari profesi bidang TI. secara ideal untuk membuat produk SI (sistem informasi) dibutuhkan minimal 5 personal, yaitu, system analyst, database admin, programmer, network admin, dan 1 orang Manajer (‘developer’ by yadieet).
Kekurangan terbesar dari otodiker adalah kurangnya penerapan etika dan manajemen informasi (itu sebabnya ada makul pendidikan pancasila dan etika profesi). Itu sebabnya beberapa otodiker yang melakukan copy paste tidak menghiraukan masalah copyright yang ada copyleft!!!
Ada satu komentar diatas yang menyebutkan Otodidak+Akademik=SUPERMAN, menurut saya benar juga, tetapi 5 kepala lebih baik dari 1 kepala!!!
Jumlah bayaran seorang otodiker sangat tergantung dari tingkat kerumitan dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Disamping itu, otodiker juga memandang bahwa bayaran bukan yang utama. karena hal-hal tersebut, bayaran otodiker sangat bervariatif dan membutuhkan perhatian lebih. lebih-lebih dalam bidang IT.
Di Indonesia, menurut saya, penghargaan atas profesi bidang IT masih sangat rendah, salah satu faktor penyebabnya adalah belum adanya pengakuan kemampuan/keahlian yang didapat dari otodidak. dan kesadaran pentingnya informasi masih rendah.
Bill Gates : Orang yang menguasai informasi akan menguasai dunia.
Kalau saya, sekolah adalah penting, memiliki keahlian lebih penting.
pesan saya
1. Untuk para programmer/teknisi, Siapkan dirimu untuk yang akan datang.
2. Untuk akademisi/lulusan, siapkan dirimu untuk berotodidak.
SignOut…..
klo otodidak ngelamar di pns ga keterima ga da ijasah sir, progrmr dr kuliahan, ada ijasah , nah mungkin bisa jd pns. tp yang penting ngambil kerjaan dan ada yang tau bakat kita, klo ga gantung keyboard aja…..hehehe….:))
http://anditaru.wordpress.com/2007/12/11/gaji-seorang-programmer-java/
Aku bukan programmer otodidak. Di UDINUS juga diajari “Software Engineering”. Asal ilmu komputer ditulis adalah berdasarkan pengalaman ==>berlaku==> “TEORI DITULIS BERDASAR PENGALAMAN/PRAKTEK/UJICOBA” bukannya “TEORI YANG DIPRAKTEKKAN”. Maaf seribu maaf, jika boleh saya mengibaratkan : PROGRAMMER OTODIDAK sebagai “PRAKTEK” dan DEVELOPER (NON PROGRAMMER) SEBAGAI “TEORI”, maka dapat disimpulkan.. sama artinya dengan “DEVELOPER YANG LULUSAN S2 BELAJAR KEPADA PROGRAMMER OTODIDAK LULUSAN STM”. Tentu saja manusia belajar berdasar pengalaman.
Saya berani bertaruh orang yang belajar program otodidak (tidak kuliah) selama 4 tahun dengan orang yang kuliah TI-UDINUS selama 4 tahun, pasti lebih pintar yang otodidak. Setelah 4 tahun keduanya bertemu dan berbincang-bincang..
SARJANA KOMPUTER : “Kamu tahu apa itu Distributed System” ?
OTODIDAKER : “Saya belum tau, saya baru dengan istilah itu !”
SARJANA KOMPUTER : “Sistem terdistribusi adalah.. bla.. bla..”
OTODIDAKER : (memotong pembicaraan) “Oo.. itu.. SEKARANG SAYA MENGERTI DAN SAYA JUGA PERNAH MEMBUAT PROGRAM JENIS ITU”
Dari percakapan diatas, tentu dapat pahami. Si otodidak tidak mengerti secara teori tapi setelah dijelaskan sebentar ia langsung tanggap dan mengerti secara teori. Dan secara KONSEP DAN PRAKTER tentu saja ia sangat berpengalaman.
Bagaimana dengan SI SARJANA. Si sarjana dapat menjelaskan secara gamblang. Tapi belum tentu ia tahu KONSEP kerjanya apabila PRAKTIKnya. Jika si OTODIDAK menjelaskan PRAKTIKnya kepada SI SARJANA, tentu SI SARJANA PERLU WAKTU YANG LAMA UNTUK MEMPELAJARI PEMPROGRAMAN SETINGKAT ITU.
Programmer = 40% teori + 60% praktek
Masalah utama programmer adalah UANG dan MAKELAR PROYEK. Maklum jika saya memprioritaskan UANG DAN BAYARAN. Kasihan programmer di Indonesia ini, sudah suruh mikir pusing2,gaji/bayarannya sedikit Eh makelar proyeknya malah untung besar.
Kisah2 sedih programmer :
-Masak DOSEN YANG NGASIH PROYEK DAPAT 495,5 JUTA sedangkan MAHASISWA YANG NGERJAIN CUMA DAPAT 500 RIBU.
-Buat program SERVER setingkat JAWA-DIY, cuma dapat gaji karyawan OUTSOURCING selama 6 bulan.
Tapi demi kemajuan IT di Indonesia, kalian2 jangan meninggalkan negara ini. Tetap kerja disini. Mengemis disini.
Ralat diatas : … DOSEN YANG NGASIH PROYEK DAPAT 499,5 JUTA…
1 lagi..
Temenku si WEB PROGRAMMER, buat program “TOKO ONLINE” masak cuma dibayar 1,5 juta ! Emangnya buat skripsi !!!
Proyek2 program
=> http://www.froolancer.com
Buat websitemu disini => http://www.000webhost.com/88669.html
otodidak atau tidak, programmer sedih atau tidak, yang penting sikat semua bos proyek di depan mata
Bosen ah, debat programer otodidak. Mbok ya ada debat dokter otodidak, bidan otodidak, arsitek otodidak.. Buat anak informatika, udah biarin aja d gak usah diurusin. Kalo anak informatika gak bisa koding, dikecam abis2an n dibodohin. Kalo jago, dibilang wajar kan anak informatika, gak ada abisnya. Lagian kerjaan anak informatikan gak cuma jadi programmer.
Mang yang lain kuliahnya apa? Napa jadi programer? Gimana kuliah kalian? Banyak waktu luang yah?
I m not a programer.so many people Graduated from Informatika.but unless too knowledge of How the Structure of content,the rule of code in this chance i mean no because of how higher of your Certificate depend on how Hard your selft interesting to know?
Best Regards
Kristoforus Batam Nagoya
Hi all my Friends I m looking someone who is Expert in perl language.Let me know who Can help and Teach me.
Ya..ya.. dari apa yang saya tuliskan diatas, memang tampak sisi idealis saya karena itu hasil kuliah di UDINUS. Kadang sesuatu itu harus “IDEAL”.
Tapi dengan menuliskan kata “IDEAL” diatas, saya bermaksud memberikan pilihan / option kepada para pembaca bahwa kadang sesuatu itu diharuskan spesifik. Apakah mengajukan proposal mungkin sesuatu yang idealis. Tentu tidak toh, memang prosedurnya dituntut seperti itu. Tidak akan diterima apabila tidak mengikuti procedur.
Mungkin idealis lebih cocok bila disandingkan dengan perfeksionis.
bro g spendapat sama lo tapi yang jadi pertanyaan apakah programer2 indonesia benar2 seorang programaer yang mengerti tentang pembuatan suatu program dan diagram atas dasar logika atau hanya seorang progamer yang mengerti tentang program hanya dengan copy paste apa jgn2 kita semua adlah programer yg bisanya cp & paste yah jadinya programer copy paste dunkz ……..
yang penting hasil akhir dah .. mo otodidak ato lulusan TI …nope .. di kasih tugas .. beres 😀
namanya juga manusia, biarpun anak Informatika ya bs aja kalah ama yg otodidak,,
ini sih cuma pembelaan org yg blajar otodidak tanpa kuliah, akhir2nya kita juga otodidak blajarnya,,
menurut saya ya lebih baik punya sertifikat dan punya bakat..
hahahaha….
lebih menjual,,
ga perlu repot2 jadi programer kalo bs jd yg lebih tinggi
salam kenal…semuanya…maaf saya juga programmer copas & otodidak…bukan dari lulusan sarjana IT…, lihat blog saya http://www.ilhambagus.blogspot.com/
Yang pasti gua gak bakalan pingin jadi programmer seumur hidup. Kalo bisa jadi MANAGER, why not ???
TAPI INGAT !!!
KUALITAS (MAJU/TIDAKNYA) SEBUAH NEGARA DITENTUKAN OLEH KUALITAS TEKNOLOGINYA TERUTAMA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER. TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER ADALAH MUTLAK SEBAGAI “KEKUATAN” NEGARA.
MENGENAI “DEPENDENCY TECHNOLOGY”
(KETERGANTUNGAN TEKNOLOGI)
——————————–
SEMOGA INDONESIA MAMPU MENCIPTAKAN TEKNOLOGINYA SENDIRI TANPA MENGGANTUNGKAN TEKNOLOGI DARI NEGARA2 LAIN.
KAPAN INDONESIA BISA MEMBUAT PESAWAT TERBANG?
APAKAH HARUS BELI UNTUK SELAMANYA?
CONTOH KASUS DEPENDENCY TECHNOLOGY
———————————-
INDONESIA MEMBELI PESAWAT “Sukhoi” DARI RUSIA SEBAGAI ARMADA PERTAHANAN DAN KEAMANAN. JIKA SEANDAINYA TERJADI PERANG ANTARA INDONESIA DENGAN RUSIA TENTU SAJA INDONESIA KALAH.
TAPI TIDAK AKAN KALAH JIKA INDONESIA BISA MEMPRODUKSI PESAWAT “Sukhoi” SENDIRI.
KITA JANGAN SAMPAI TERLALU TERGANTUNG DENGAN TEKNOLOGI NEGARA LAIN.
MARI KITA CIPTAKAN TEKNOLOGI KITA SENDIRI.
KITA PASTI MAMPU! HANYA SAJA BELUM MENCOBANYA
———————————————-
SEMUA HANYA SOAL LOGIKA YANG MANA ALGORITHMA ?
PROGRAMMER IDENTIK DENGAN LOGIKA.
JADI MAJULAH PROGRAMMER INDONESIA.
MARI KITA CIPTAKAN PESAWAT TERBANG YANG MANA PENCIPTAANNYA SAMA HALNYA DENGAN MEMBUAT PROGRAM.
TAPI INGAT !!!
KUALITAS (MAJU/TIDAKNYA) SEBUAH NEGARA DITENTUKAN OLEH KUALITAS TEKNOLOGINYA TERUTAMA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER. TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER ADALAH MUTLAK SEBAGAI “KEKUATAN” NEGARA.
MENGENAI “DEPENDENCY TECHNOLOGY”
(KETERGANTUNGAN TEKNOLOGI)
——————————–
SEMOGA INDONESIA MAMPU MENCIPTAKAN TEKNOLOGINYA SENDIRI TANPA MENGGANTUNGKAN TEKNOLOGI DARI NEGARA2 LAIN.
KAPAN INDONESIA BISA MEMBUAT PESAWAT TERBANG?
APAKAH HARUS BELI UNTUK SELAMANYA?
CONTOH KASUS DEPENDENCY TECHNOLOGY
———————————-
INDONESIA MEMBELI PESAWAT “Sukhoi” DARI RUSIA SEBAGAI ARMADA PERTAHANAN DAN KEAMANAN. JIKA SEANDAINYA TERJADI PERANG ANTARA INDONESIA DENGAN RUSIA TENTU SAJA INDONESIA KALAH.
TAPI TIDAK AKAN KALAH JIKA INDONESIA BISA MEMPRODUKSI PESAWAT “Sukhoi” SENDIRI.
KITA JANGAN SAMPAI TERLALU TERGANTUNG DENGAN TEKNOLOGI NEGARA LAIN.
MARI KITA CIPTAKAN TEKNOLOGI KITA SENDIRI.
KITA PASTI MAMPU! HANYA SAJA BELUM MENCOBANYA!
———————————————-
SEMUA HANYA SOAL LOGIKA YANG MANA ALGORITHMA.
PROGRAMMER IDENTIK DENGAN LOGIKA.
JADI MAJULAH PROGRAMMER INDONESIA.
MEMBUAT PESAWAT TERBANG TIDAK SESULIT MEMBUAT PROGRAM KOMPUTER.
Asw. mau ikutan ah.
sedikit cerita aja, ayah saya seorang programmer otodidak (soalnya kuliah di jurusan yg gada hub.nya ama informatika).
sekarang, kerjanya ke luar kota terus gara2 banyak permintaan bikin program. kmaren2 baru pulang dari luar pulau soalnya ada kontrak kerja gitu.
trus ayah saya sering ditelpon rekan2nya (yg mungkin programmer juga) jika rekannya itu ada masalah dalam proyek yang sedang dikerjakan. hebatnya, ayah saya mendiktekan kode2 program seperti sedang melihat salinan di monitor, padahal beliau sama sekali tidak sedang membuka laptop. seolah-olah kode2 itu berderet di depan matanya.
saya berpikir, kalo ayah saya yang otodidak saja bisa seperti itu, apalagi jika sengaja mengambil jurusan informatika??
saya juga terpikirkan untuk mengambil jurusan informatika agar bisa meneruskan jejak langkah ayah saya (mudah2an, amin). soalnya klo murni otodidak kayak ayah, belum tentu saya bisa (walopun seharusnya kita optimis)
dan ada satu motivasi lagi, dengan mengambil jurusan ini, peluang untuk menjadi dosen lebih besar, ya ga? (tapi motivasi ini bkn krn klo jdi dosen bisa nyuruh2 mahasiswanya buat bkin program trus bisa ngambil untung yang gede spt yang ditulis p’yadieet, ya. hanya ingin mengamalkan ilmu yang udh didapet aja, supaya berguna buat org lain)
(duh, butuh banyak masukan nih. saya kelas 2 SMA dan sekarang mulai mikirin mau milih jurusan apa. Teknik Informatika gimana?)
nb: ayah ga murni otodidak, deng, beliau ngambil kursus.
waaaaa jadi bingung neeee
mana yang didahulukan
teori apa praktek
programmer apa otodidak
ato sebaliknya :-/
MANA YANG DIDAHULUKAN TEORI ATAU PRAKTEK ?
Pertanyaan ini sama halnya dengan
“DULUAN MANA ANTARA TELUR ATAU AYAM ?”
Teori adalah kesimpulan dari praktek. Sedangkan praktek adalah pembuktian dari teori. Betul khan ?!
Keduanya harus seimbang antara teori dan praktek.
Percuma saja pinter praktek tapi teorinya null dan sebaliknya.
Teori disini bisa jadi “dasar teori, pengetahuan umum, technology concept, standar teknologi, dsb”. Anda pernah dengar istilah “RFC” ? Silahkan tanyakan Mas Google.
Jika seandainya anda diminta membuat program “FTP-CLIENT”, anda harus mengerti bagaimana cara kerja protocol FTP. Jadi bagaimana konsep/cara-kerja/standar-teknologi FTP ? Buka google, lalu ketikkan “RFC FTP” atau “RFC 959”.
Lalu buat programmnya. Bagaimana praktek buat programnya ?
vilosophy : “Belajarlah dari pengalaman orang lain”
Ini berarti teori berasal dari praktek.
vilosophy : “Segala sesuatu pasti ada ilmunya”
Ini berarti praktek dilakukan atas dasar teori.
by yadieet as java programmer
http://jedi.comyr.com