Perhatikan dua buku di bawah ini:
Beberapa gambar lainnya seperti di bawah ini:
Gambar di atas adalah sampul depannya, sedangkan yang dibawah ini adalah sampul belakangnya:
Bisakah anda lihat perbedaannya? Jika masih belum bisa membedakan, silakan klik masing-masing gambar untuk memperbesar dan lihat perbedaannya.
Gambar yang sebelah kiri adalah Buku dengan judul Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata. Laskar Pelangi adalah buku yang memiliki penjualan terbaik di Indonesia. Sedangkan yang sebelah kanan? Yang sebelah kanan adalah buku berjudul Rumah Pelangi karangan Samsikin Abu Daldiri.
Buku Laskar Pelangi diterbitkan oleh Klub Sastra bentang, sedangkan buku Rumah Pelangi diterbitkan oleh ARTI.
Entah kenapa ketika saya melihat cover dan judul buku Rumah Pelangi, saya langsung teringat Laskar Pelangi. Pewarnaan dan pemilihan huruf sampul depan Rumah Pelangi (serta judulnya) seperti mengikuti sampul depan Laskar Pelangi. Apakah ini hanya perasaan saya saja? Anda yang telah melihat foto-foto diatas tentunya bisa menyimpulkan sendiri :).
Bagaimana review buku berjudul Rumah Pelangi? entahlah, saya sendiri belum membacanya, apalagi membelinya :D.
Entah apa maksud si penerbit Rumah Pelangi memilih cover yang sangat-sangat mirip dengan Laskar Pelangi. Mungkin berharap agar bisa mendulang kesuksesan yang sama seperti Laskar Pelangi :))
Mudah-mudahan saja ini bukan cara Penerbit ARTI untuk “mengelabui” para pembeli/pembaca agar sulit membedakan antara Rumah Pelangi dan Laskar Pelangi.
BTW, Wuland menuliskan tentang hal ini juga.
Kalau seperti ini bisa dianggap melanggar hak cipta gak ya?
Update:
Sastra Belitong menegaskan kejadian diatas dengan gamblang sebagai berikut :
Saat ini juga telah beredar novel/memoar dengan judul dan tampilan cover (font, warna, dll) sangat mirip dengan judul dan cover Laskar Pelangi. Kembali kami tegaskan bahwa karya yang meniru tampilan Laskar Pelangi tersebut sama sekali tidak berhubungan dengan Andrea Hirata, Manajemen, maupun penerbit Laskar Pelangi.
PERTAMAX …
nothing new under the sky. tapi kalo modifikasinya kurang banyak, ya apa bedanya dengan nyontek?
mirip banget 😀 pdhl dng judul yg mirip mestina ga dikasih tampilan yg amat mirip
Jelas itu meniru.
peniru dan penjiplak itu baik. hehehe…
mirip sama taksi2 biru yang mirip Bluebird ya? 😀
*salaman*
bangsa kita suka melatah 😀
Oalah … sangat disayangkan,
sudah ngetik panjang lebar untuk bikin tulisan (buku), eh malah dirusak oleh sebuah cover yang hanya karena pingin mendompleng ketenaran.
#8: upzztt .. kok saya pake mac, salah login OS nih
saya juga lihaaaat… ih, dasar tidak punya kreativitas 🙂
marketing marketing :p
gak duwe udel yoh wong iku? kekekeke….
jadi itu alesannya bpk dudi belum nikah?
eh gak nyambung yoh? hahaha….pisssss
mbok ya kalo niru jangan kebangeten gitu…
ckckck…
eh, salam kenal mas 😀
Menurut saya, segala sesuatu yang hadir belakangan dan meniru apa yang sudah ada sebelumnya (the follower), sulit untuk mendulang sukses. Mestinya penerbit buku Rumah Pelangi tersebut harus mencari pembedaan dari tampilan Laskar Pelangi, bukan justru menirunya.
hua..
baru tau nek enek sing podo ngunu…
hardcover laskar pelangi mahal hikz.. 120 rebuu
ga kaya softcovernya yang masi 60 ribuan…
terpaksa beli deh 120 rebu
mmhh, speechless.
walaupun ada kata pepatah yg bunyinya “don’t judge the book by its cover” tapi yg ini mau gak mau udah …. teerrrlaaaluuuu.
Menaikkan TRAFIK tuh 😀
pada cover, ada 3 hal yang sama yaitu pada judul, khususnya penggunaan kata pelangi, layout khususnya penempatan judul dan jenis huruf yang digunakan.
Kata pelangi, siapa saja boleh menggunakannya, tidak hanya milik andrea saja.
Layout, khususnya penempatan judul novel rumah pelangi di bagian bawah dan kata rumah ada di atas kata pelangi, sehingga mirip dengan cover novel laskar pelangi. Dan ini sah-sah saja digunakan, tidak secara penuh mengambil dari pendisain cover laskar pelangi.
Jenis huruf yang digunakan juga sama. tergantung dari pemilik jenis huruf ini, kalau memperbolehkan digunakan oleh orang lain ya sah tidak melanggar. Sama halnya kita menggunakan jenis huruf times, arial, dan lain sebagainya.
Pada satu cover banyak bagian yang mempunyai trademark sendiri. Si Andrea Hirarta sudah memperjelas bahwa novel rumah pelangi tidak ada sangkut pautnya dengan laskar pelangi.
Mirip Dheche yang “sampul”nya mirip dengan Gombloh.
#18: pertanyaanku masih tetep im. Melanggar hak ciptakah hal ini? gimana kajian hukumnya?
#19: hahahaha, kalo dheche bukan mirip dengan gombloh mas, tapi emang kloningnya gombloh. kakakakaka
Boss Dudi,
Orang bisa bilang apa saja dan pembuatnya bisa berkelit dan bersilat lidah dengan cara apapun tapi itu tidak mengurangi arti bahwa novel cover RP menjiplak cover Laskar Pelangi.
Jika berharap bisa menipu pembaca, penerbit ARTI salah besar. Tindakan mereka justru mengurangi kredibilitas mereka.
Jujurlah padaku 😀
Sastra Belitong sudah menegaskan bahwa itu tidak ada hubungannya, tp klo emang mirip, mkn sekali orang tsb satu alumni dengan penulis blog ini yang pada saat kuliah sudah sangat familiar dengan tiruan (istilahnya nembak ada jg yg ngebom) yang dilakukan u/ menyelesaikan tugas kuliah. dan konon sy jg dengar klo dlm pekerjaan juga masih ada kegiatan tsb.
so….
berkacalah!?
Indonesia sama menijplak = udah biasa 😀
pak dudi a.k.a wames
bicara pelanggaran hukum dan hak cipta kita perlu memahami terlebih dahulu latar belakang dan sejarahnya. klo diciptakan oleh dua orang mahluk yang saling mencintai…dan dalam ikatan sah..saya pikir itu legal.
nb: loe sakit ati gara2 karyaloe dijiplak yah
buku Laskar Pelangi bagus isinya(walaupun saya belum tamat bacanya).
bercerita bagaimana seorang murid menghormati gurunya, bercerita tentang petualangan, berkarya hebat walaupun banyak keterbatasan.
terima kasih
sekeeemmm 😀
waktu liat di toko buku wes ilfill ndisiki… ga minat mbaca apalagi beli.
trus… masalah nya di mana?
#28: masalahnya ya seperti diatas itu 🙂
emang susah dapet ide orisinil ya. pantesan ide itu mahal. 🙂
wah sayang sekali bos di cover kok gak tertera nama desainernya ya…sapa tahu aja desainernya sama cuman orang-orang itu aja..kalo dirasa-rasa kok kaya bikin cover dokumen ustek aja ya, pokok ada tinggal ganti template aja..:D
covernya sih memang sama, tapi isinya sama sekali berbeda.
biar mudah di kenal sama seperti OS “windows” dan “Lindows” alias mendompleng popularitas
Ini cermin bangsa kita yang “miskin” kreativitas. Yang lebih parah lagi di industri rokok. Coba lihat di: butetkartaredjasa.blogdetik.com di sana ada contoh bungkus rokok yang mirip Djarum 76 sampai 40 merek. Jan nggilani tenan.
Iya nih… banyakan pegarang indonesia suka niru2.. waktu AAC laris manis, muncul novel2 serupa baik judul maupun cover bukunya. Uh.. nggak kreatif 🙂
#19 : deche = gombloh = IMW … jan mirip tenan 🙂
hati2 ngomong kalo ga tau faktanya
penulis buku Rumah Pelangi adlh eyang dri temanku, isinya kisah cinta si Eyang wktu muda.
buku dengan cover yg mirip LP itu adalah revisinya, dmana penerbitnya beda dari cetakan pertama.sedang penerbit yg pertama covernya benar2 beda.temanku bilang, eyangnya bahkan tak tahu proses pembuatan cover tsb, dan tau2 dah jadi bukunya…beliau juga gak protes karena gak terlalu tau ttg buku LP yg lagi naik daun (krn perbedaan generasi).
waktu dah dijual belikan baru deh bnyak yg ngira bahwa itu jiplakan LP. Malangnya si penulis…
Padahal isinya bnr2 beda dan si penulis gak brmaksud ndompleng ketenaran (buku pertamanya dah terbit dulu kok, tapi covernya beda).
Mnurutku penerbitnya yg kurang beres, mentang2 judulnya Rumah Pelangi trus covernya dibikin kayak LP.
memang aku pribadi juga sgt suka buku Laskar Pelangi andrea hirata, dan stlh mndgr kabar ada yg ikut2 aku jg sebel.
tapi stelah tau cerita dibalik itu smua dari sumber yg terpercaya, aku baru tau kalo gak setiap hal itu nampak seperti penampakan permukaannya.
#37: diamond, silakan baca kembali tulisan saya diatas. justru saya mempertanyakan penerbitnya. kenapa covernya bisa sangat mirip. bukan penulisnya :). biasanya sih penulis emang gak tau menau dengan urusan cover.
Mas Dudi, dulu saya hampir tertipu, salah beli. Saya pikir itu buku Lasykar Pelangi, ternyata Rumah Pelangi. Bagi saya, memoar setiap orang bisa berpengaruh pada orang lain. Tapi ya, sedikit kreatif lah si penerbit ARTI itu, supaya isi dari buku Rumah Pelangi bisa lebih ber-ARTI.
indonesia banget….
plagiator..
mungkin ini salah satu cara untuk mendompleng kesuksesan buku yang covernya ditiru.
hmmm…kreatip juga…!! dari pada tidak sama sekali…:P
he…
bener2 khas indonesia, setuju ama bang bonar..
kasian juga penulis nya ya.. gimanapun bagusnya isi buku nya tp secara awal sudah ada kesan ga enak (njiplak), bisa2 buku nya kurang laku.. dan kesan orang sama penulis nya jadi kurang bagus.. 🙂
Ada tetangga, namanya Cak Heri tukang serpis tv mirip sekali dgn teman saya yg namanya Imron, saking miripnya hampir tidak bisa dicari perbedaannya, kecuali mungkin nama bapaknya. Pertanyaan yang terbesit di kepala saya.
Apakah Tuhan kurang kreatif atau kehabisan ide dalam mendesain atau emang plagiator?
Apalagi manusia ya? Kekekekekeke
woy…….. Gak kreatif… dah namanya hampir sama, covernya hampir sama dech… Aduh, gak ada tulisan ato cover yang lain napa??? Walau emang isinya beda, jangan gitu dong.. Kalau mau jadi terkenal bukunya kreatif dong, mungkin ntu bisa jadi malah lebih bagus.
itu namanya ‘kreativitas’ , karna dah susah2 nyonteknya. Pinter banget tuh orang yg mbuat, memanfaatkan ‘kesempatan’.
wehehe, motto penjiplak!
Baru kemarin saya beli buku RP di salah satu pameran di Jogja. Saya beli yang cetakan ke-2 yang covernya sudah direvisi tapi teteup mirip sama LP, dan memang isinya jauh berbeda dengan LP. Tapi bagiku, Laskar Pelangi teteup TOP BGT!
wktu q k’gramet q hmpir ja bli “RP” COZ COVERX SMA BGT tp tetep LASKAR PELANGI paLLLiiiinnggg TOP dech
hehe,,, awalnya baca comment anda ttg perhitungan TCP?IP disalah satu blog teman,, eh,, pas klik foto,, eh pas liat2 blognya eh ktmu laskar… hahaha
makasih bapak..
kau tularkan ilmu deret2..
ane gag mudeng…
hehehehe
piss !!!!
bagi yang mo baca laskar pelangi tapi gak punya duit buat beli, bisa
download di
http://rapidshare.com/files/155763915/laskar_pelangi_full_alias_komplet.rar
untuk lagunya soundtrack nya nidji
http://rapidshare.com/files/155744051/Nidji-Laskar_Pelangi.mp3
tapi klo yang punya duit harus beli jangan download. ini hanya untuk solusi bagi orang yang punya ke inginan besar buat baca tapi gak ada duit hehehe….
kadangkala dalam hidup itu harus meniru…
Mmm..,saya pernah baca di koran harian, lupa namanya. Kalau ga salah Laskar pelangi sendiri juga entah terinspirasi entah ikut2an dgn nama kapalnya greenpeace : Rainbow warrior. Ga cuma mirip kan, tapi sama :D. Coba Pak Andrea Hirata, any Comment. Udahlah ga usah dibahas. Semua org indonesia mmg suka ter ” inspirasi ” ide orang lain. hehehe…