Syariat Islam Di Aceh

Tulisan ini tidak bermaksud untuk SARA, namun tulisan ini merupakan pengalaman dari apa yang saya lihat, rasakan dan alami selama satu bulan berada di Banda Aceh, bisa jadi tulisan ini kurang pas bagi sebagian orang 🙂

Sejak Maret 2001 telah diberlakukan hukum syariat Islam di Aceh dan sudah ada contoh kasus yang berakhir di hukum cambuk seperti salah satunya adalah kasus penjudi. Baru-baru ini pun, detik.com juga memberitakan bahwa ketika grup musik peterpan manggung di Stadion Harapan Bangsa ternyata tempat penonton pria dipisahkan dengan penonton wanita oleh sebuah pembatas. Namun nyatanya, pembatas tersebut dapat dilewati dengan mudah oleh pria atau wanita , sehingga tetap saja akhirnya wanita dan pria bercampur menjadi satu. Mengutip dari detik.com ternyata banyak pula penonton wanita yang menggunakan baju ketat walaupun berbusana muslim. Akhir dari konser ini ada empat wanita di giring ke kantor polisi karena tidak mengenakan jilbab. Bagaimana kelanjutannya dengan kisah empat wanita itu saya sendiri juga kurang tahu pasti.

Melihat kondisi itu, lalu saya membandingkan dengan kehidupan sehari-hari yang saya alami di Banda Aceh dan ternyata memang ada beberapa hal yang terlihat setelah hampir satu bulan saya berada di Tanah Rencong ini :

1. Hampir sebagian besar wanita Aceh ketika di tempat umum ataupun berkendaraan selalu menggunakan jilbab atau minimal kerudung dan biasanya menggunakan baju lengan panjang. Hal ini berbeda dengan sebagian besar bule-bule wanita NGO yang tidak berkerudung ataupun berjilbab walaupun berada di tempat umum. Biasanya, ketika sudah sampai tempat tujuan kerudung atau jilbab tersebut akan dilepas walaupun disitu ada pria yang bukan muhrimnya.
2. Jarang sekali saya melihat pria menggunakan celana pendek (celana hawaii) di tempat umum, mungkin di Jakarta jamak yah liat pemandangan seperti ini. Bahkan saya tidak pernah liat yang bertelanjang dada. Ah ini sih kebangetan telanjang dada di tempat umum, cuma saya juga belum pernah liat ada petani yang bertelanjang dada lagi mencangkul, abis belum sempet jalan-jalan ke sawah sih :-D.
3. Ketika berada di pantai Lhoknga tidak ada satu pun bule wanita yang berani menggunakan bikini atau pakaian terbuka, namun beberapa pria entah lokal atau bule berani bertelanjang dada untuk menikmati berenang di pantai. Kekekeke, gak tau kalo ada Polisi Wilayatul Hisbah ditangkep gak tuh.
4. Sangat sulit untuk menemukan minuman beralkohol di aceh walaupun kadar alkoholnya kecil. Jangan pernah berharap anda bisa mendapatkan Anker Bir atau Bir Bintang dengan mudah di Aceh. Ditempat-tempat tertentu anda bisa mendapatkannya seperti misalnya di Cafe Country Steak yang sebagian besar pengunjungnya adalah bule. Sayangnya yang boleh memesan bir hanya orang bule, orang lokal ataupun orang Indonesia jangan berharap bisa pesan bir tersebut.
5. Beberapa tempat rekreasi untuk umum seperti pantai Ujong Bate ditutup pintu masuknya (entah oleh siapa ditutupnya) bahkan dipalang dengan sebuah pagar kawat sehingga tidak ada orang yang dapat menikmati keindahan pantai tersebut. Mungkin pantai Ujong Bate ditutup karena sering dijadikan ajang berbuat mesum. Ini masih tebakan saya loh, sebab ada peringatan sejenis di Pantai Lhoknga yang bunyinya kurang lebih adalah Dilarang berbuat mesum di pantai ini. Ketika saya mengunjungi Pantai Ujong Bate, ternyata tetap saja ada beberapa orang yang nekat menerobos pagar tersebut untuk menikmati keindahan sunset, termasuk saya dengan beberapa rekan, namun tidak untuk tujuan mesum dong ah, plis deh :p.

Jujur saya terkadang gregetan dengan beberapa aturan diatas, namun karena ini adalah sebuah hukum yang sudah diterapkan maka saya harus mematuhinya. Saya tidak akan mungkin ngotot untuk berkata bahwa saya adalah bule hanya untuk melanggar peraturan kan? Plis deh, masa iya gue kayak bule :p, jadi seperti orang bilang rasanya saya lebih pas untuk mengikuti sebuah peribahasa Dimana Bumi Dipijak Disitu Langit Dijunjung.

Sekarang ini saya jadi ingin tahu lebih lanjut, apakah memang hukum syariat Islam diterapkan karena Aceh menyandang status Serambi Mekkah? Atau karena memang keinginan semua warganya? Atau sebenarnya masih ada perbedaan cara pandang di masyarakat lokal Aceh tentang implementasi hukum Syariat Islam ini? Saya masih belum mendapatkan jawabannya.

Sekarang ini lebih baik saya cari jalan aman dengan menutup aurat ketika berada di tempat umum dan meniadakan jatah gliyeng-gliyeng™ 😉

58 thoughts on “Syariat Islam Di Aceh

  1. Kemarin si bandar sayurâ„¢ juga cerita tentang itu.

    Btw, kamu coba berbuat yang “tidak-tidak” ya dipantai?? dasar ASLâ„¢:d

  2. Sekarang ini saya jadi ingin tahu lebih lanjut, apakah memang hukum syariat Islam diterapkan karena Aceh menyandang status Serambi Mekkah? Atau karena memang keinginan semua warganya? Atau sebenarnya masih ada perbedaan cara pandang di masyarakat lokal Aceh tentang implementasi hukum Syariat Islam ini?

    Wah, pertanyaan ini hanya bisa lahir dari observasi yang bagus selama berpetualang di sana. Saya angkat topi untuk hal ini.

    Saya sendiri tentu juga tidak tahu jawabannya. Berita Aceh sejauh ini saya dapatkan cuma dari media massa dan beberapa teman LSM yang kebetulan sedang bertugas di sana.

    Apakah sudah ada evaluasi (entah dari pemerintah atau wakil rakyat) seberapa jauh kemasylahatan sudah diberikan dengan penerapan syariat Islam ini?

    Terus terang saya sih percaya syariat Islam adalah hukum terbaik. Tapi, terbaik bukan tanpa syarat. Syarat utama jelas: kadar iman yang menjalankannya memang berkualitas.

    Wallahualam…

  3. Masalah tutup aurat itukan hukumnya fardhu ‘ain, toh urusan dosa yang nanggung diri sendiri. Ngapain juga sibuk2 ngurusin pribadi orang, sementara masih banyak hal2 yang harus diurus malah didiamkan, gimana seh (atw itu emang tugas dinas terkait dalam mengatur penyeragaman busana wanita di Aceh ya? )terus terang gw paling gak suka seragam :d

  4. #1 vnuzzz!!!
    ini siapa nih yang dimaksud dgn bandar sayur?? :-l

    Dooh… jadi dudi belum abiz ngider2 di banda aceh, ya? Waduhh… saran aja, kalo emang ketemu anak banda aceh lainnya, tanyain deh yang namanya TEPI KALI kalo pengen tau.. apa itu ya namanya… uhm… minuman keras.. 😉

    Anker dan Bir Bintang??
    *sodorin tengtara*

  5. #1: *tendang venuz*

    #4: Apa perlu di demo kali ya iep? 😕

    #6: daun seger alias ganja itu gampang dicari lewat mulut ke mulut :D, kalo bir agak susah. Eh ini informasi dari temen loh. Tapi tau nih, info dari alex kayaknya perlu ditindaklanjuti untuk membuktikan kebenarannya =))

    #7: gliyeng-gliyeng itu istilahku sama venuz jo. Kamu tanya dia aja. Dia Mahadewa dalam hal gliyeng-gliyeng, apalagi sedang patah hati 😀

  6. sebenarnya syariat islam sudah zaman berlaku di aceh
    dan menurut pengamatan saya manusia yang sering melanggar hal yang begituan itu dikota-kota besar
    klo dikampung kampung mah bangun tidur duduk depan teras aja pake jilbab..
    hehe:D

  7. Syariat Islam ?
    apakah ya betul seluruh rakyat aceh setuju dengan aturan ini ? atau hanya mengakomodir kepentingan satu golongan tertentu saja.
    Hukum Adat mungkin lebih tepat untuk bisa diterapkan 🙂

    salam,

  8. IMHO,

    1. Karena belum kenal maka saya tanya, Mas Dudi koq bukan kaya’ orang Malang ya? CMIIW, gaya orang malang biasanya tenang dan kurang agresif hehe..

    2. Sebenarnya inti dari topik di atas apa ya? Kalo soal penerapan syariat (meski baru pilot project), menurut saya udah wajar. Terlepas dari motifnya, sesungguhnya tujuannya baik (dan sudah teruji dijaman pemerintahan Rasulullah SAW dimana masyarakatnya majemuk, plural dan multikultural. Tidak ada pemaksaan apalagi penyeragaman berpakaian. Yang ada adalah aturan kesopanan berpakaian mengikuti kadar fleksibilitas hukum yang berlaku). Soal fakta di lapangan, tinggal pembenahan aja disana-sini karena implementasi yang masih kedodoran. Kalau ada pro dan kontra itu suatu hal lumrah karena tiap orang kadang tidak suka dengan pemikiran yang bertentangan dengan hatinya dan juga belum terbiasa/masih kagok.

  9. #13: saya gak ada maksud apa-apa. Namanya juga blog, jadi saya cerita berdasarkan apa yang saya lihat dan alami. Masalah penilaian ya kembali yang membaca. Dan makanya saya tanya diatas, apakah syariat yang diterapkan ini merupakan keinginan semua warga, karena saya belum tau jawabannya 🙂

    Yang ada adalah aturan kesopanan berpakaian mengikuti kadar fleksibilitas hukum yang berlaku

    IMHO, kadar sopan bagi sebagian orang tidak akan pernah sama. Bagi sebagian orang mungkin sopan itu adalah jika wanita menggunakan jilbab jika ditempat umum, tapi bagi orang lain tanpa jilbab pun juga bisa sopan sesuai dengan hukum.

    Yah ini cuman pemikiran ‘nakal’ dari saya, tapi biar bagaimanapun aturannya ya saya harus tetap menghormatinya :).

  10. “..meniadakan jatah gliyeng-gliyeng”

    Percaya ama dudi???
    MUSYRIIIKK…!!!
    Percaya itu ama Tuhan aja…. 😛

  11. Ya, memang peraturan yang saat ini berlaku di Aceh membuat sebagian kalangan “tidak sreg.” Apalagi kalau yang notabene-nya bukan orang Aceh. Saya sebagai orang Aceh asli dapat merasakan bahwa culture masyarakat Aceh memang sangat dekat dengan Islam, bahkan bisa dikatakan: “Aceh adalah Islam itu sendiri.” Penerapan syariat Islam di Aceh tidak dirasakan sebagai sesuatu yang “menghambat” aktivitas sebagian kalangan. Andaikan masyarakatnya menolak, niscaya telah terjadi demo besar-besaran seperti halnya yang menolak RUU-APP itu. So, walau syariat Islam belum maksimal dilaksanakan, karena banyak juga orang Aceh yang sudah tidak paham lagi dengan ‘syariat,’ saya yakin bahwa suatu saat nanti Aceh akan bisa menjadi suatu masyarakat madani yang Islami lagi. Hal ini butuh masa yang panjang dan pembenahan di segala struktur, termasuk pelaksanaan pendidikan Islam di Aceh secara kaffah. Salam dari Aggieland, TX, USA.

  12. pakabar IT guy’s semua…..?
    Saya asli orang Aceh ni mau coment dikit tentang Penerapan Qanun Syariat Islam di Aceh.

    Menurut saya penerapan syariat Islam di Bumi Serambi Mekkah saat ini adalah hilangnya prinsip-prisip syariat Islam itu sendiri, tentu anda bertanya kenapa……..?

    Islam adalah agama perdamain, jadi sangat menjunjung tinggi nilai-nilai humaniterian (kebebesan Manusia), kita melihat bagai mana Nabi Muhammad Saw. bertindak terhadap kaum Qurais yang jelas-jelas ingin mecelakai Beliu, Beliau tetap membalasnya dengan sikap yang sangat bersahabat.

    Dari contoh diatas seharusnya Dinas Syariat Islam bisa belajar, mengapa setiap tindakan mereka terkesan melakukan kekerasan terhadap perempuan dan kenapa perempuan yang selalu menjadi sasaran dari pada penerapan syariat islam tersebut.

    Padahal kalau memang Dinas Syariat Islam benar-benar ingin menjadi sebuah lembaga yang dicintai dan dibanggakan oleh seluruh elemen masyarakat Aceh seharus nya mereka tidak mengenal perbedaan Gender dan strata sosial, kenapa cuma masalah Jilbah, khamar, judi, khalwat aja yang diurus padahal masalah lain yang sudah menjadi penyakit masyarakat cukup banyak, sebagai contoh Korupsi yang meraja lela, sogo-menyogok dijalan raya dan masih banyak lain nya.

    Dari kesemuanya diatas tadi saya cuma menyarankan kepada Dinas Syariat Islam untuk bisa intropeksi diri dengan melakukan perubahan dalam menegakkan Syariat Islam tanpa pendang bulu.

    Ingat sebuah lembaga yang bagus adalah Bukan ditakuti tapi disegani oleh masyarakat Nya, bagai mana caranya……….(dinas syariat islam punya konsep sendiri tentunya).

    Mohon maaf kalau saya salah dalam memberikan tanggapan, karena saya sadar semua kita tidak luput dari kesalahan.

    Salam
    sHinosuke….

  13. bagi mereka yang benar-benar berjiwa aceh, memang ini yang kami harapkan. Mengapa aceh dulu berperang, selain karena kami memang tidak pernah dijajah Belanda, syariat islam juga merupakan sesuatu yang sakral yang kami perjuangkan.

    Semoga Aceh maju dan semakin damai

    amien

  14. coBa yaNG puNya ATuRan kaYa giTu gaK cuMan di AceH aJa,,
    kaYaKnya kiTa seMuA baKALan daMai daN teNTraM deH,,,
    kaYa di maLaysiA,,,

  15. ass. allahuakbarrr
    saya sangat setuju sekali dengan aturan yang dilakukan atau duterapkan di Aceh yaitu syariat islam. Mengapa dengan diterpkannya syariat islam maka segala sendi-sendi kehidupan akan teratur dan lebih baik dan insya allah, allah akan memberikan dan menurunkan rahmat kepada manusia, khususnya pada rakyat aceh 🙂

  16. syariat islam di indonesia seyogyanya disesuaikan dengan keadaan sosial politik di negara ini tidk mungkin kita menerapkan syariat islam secara penuh karena masyarakat kita tidak akan siap….mana ada koruptor yang mau kehlangan tangan kalau ketahuan korupsi!!:-?

  17. Kita sepertinya kembali lagi deh untuk melihat sejarahnya negeri Aceh itu kenapa dikatakan serambi mekah ?
    Mungkin masyarakat Aceh sudah banyak juga yang khilaf dengan akidahnya karena diporak porandakan oleh bangsa penjajah dulu sehingga keimanannya pun menjadi lemah dengan datangnya budaya dari luar.
    syukur dengan ditegakkannya kembali syariat walaupun perlahan-lahan dan semoga pasti insya Alloh akan kembali murni.

  18. #25: emang apa sejarah kenapa dikatakan Serambi mekah?

    Setau saya dari cerita temen-temen disini Kata-kata Serambi Mekah sebenarnya berawal dari tahun-tahun jadul ketika kloter haji dari Indonesia waktu mau naik haji harus naik kapal laut (belum ada pesawat) dan persinggahan terakhir untuk mengambil logistik, bahan bakar dan kloter haji ya adanya di Aceh.

    Mungkin maksud dari Serambi Mekah kala itu adalah “Persinggahan terakhir kloter haji dari Indonesia sebelum memasuki Mekah”.

    Nah, kalo anda apa? kebetulan saya lagi mencari-cari sejarah kata-kata “Serambi Mekah”

  19. Eta mah…kalau kata-kata serambi mekah setau yang gue denger hanya cuma sebuah julukan saja.
    Menurut pendapat gue sih enggak jauh-jauh dari julukanya,gitu loh.. Akang Dudi

  20. #27: iya kali ya, tapi tetep aja sebuah julukan itu pasti ada asal mulanya. Kan gak mungkin sebuah julukan hanya keluar begitu saja tanpa ada sejarahnya 🙂

  21. Dudi, tulisan kamu ini sangat menarik. Saya sendiri wanita Aceh yang sangat tertekan dengan segala aturan yang ada di Aceh. Terus terang peraturan yang ada di Aceh saat ini sangat menghina perempuan.
    Bayangkan aja jika wanita muslim yang terjaring razia di halau ke mobil polisi syariah bagaikan penjahat kriminal. Belum lagi ditambah dengan sorakan2 penontonnya plus cibiran dari polisi syariah itu sendiri.

    Belum lagi spanduk di salah satu jalan yang bertuliskan “Perempuan tidak berjilbab adalah syaithan”, betul2 sebuah penghinaan yang besar.

    Apakah dalam Islam di anjurkan untuk berbuat kasar terhadap manusia yang berbuat salah? Disaat agama2 lain mengajarkan tentang kasih sayang dan pengampunan, justru Islam menonjolkan kekerasanya.

    Bagiku Islam yang seperti itu betul2 menakutkan & hal tersebut juga yang membuat aku berusaha keluar dari Aceh.
    Sekarang justru aku lebih menemukan makna hidup saling menghormati.

  22. :)hai mungkin ini pertama x q masuk ke situs ini menanggapi pertanyaan yang ada mengenai syariat islam yang ada di aceh ntah karena itu kehendak warga atau bukan asal berdampak baik saya rasa gak jadi soal yang seharusnya dipertanyaan ialah bagaiimana jika hukum islam itu sengiri dipandang dalam konsepsi islam selaku ita penganut dari ideologi tersebut? yang kita ketahui bahwa aceh juga bagian dari negara ini.:-\

  23. Iya…ya pengen banget negakin hukum iskam di Indonesia ya…kaya di arab dn malaysia tuh.Emang sihh akan banyak menimblkan tantangan yang mungkin bisa membuat keributan.Tapi bygka coba klo negara kita ini menjalankan hukum islam insya Allah kehidupan ini akan tentram.hah.. tapi di indonesi kan masih bnyak warga negara yang non islam,pati berkaitan dengan HAM.Oleh kearena itu sangat sulit sekali menerapkan hukum islam utk seluruh masyarakat indonesia.Tapi yang penting kita sebagai umat islam harus bis menjalankansyriat isam pd diri kita sndiri

  24. Helo,
    Sopan tuh bukan ukuran perorangan, tapi ukuran kelompok sosial. Jadi gak bisa menurut ukuran orang per orang, tapi terikat pada kesepakatan sosial, baik tertulis maupun tidak. Yang berkembang di Aceh ya ukuran sopan santun bahwa wanita itu berhijab, dan bahkan sudah berkembang menjadi hukum, bukan lagi sekedar etika (sopan santun). Naaa, silahkan gunakan kreasi untuk berpakaian yang sopan yang sesuai hukum, yang di Aceh ya hukum syariah. Iman memang urusan pribadi, tapi perilaku sosial bukan urusan pribadi. Islam itu hablum minannaas dan hablum minallah.

    Syariah Islam sebetulnya mengurusi semua segi kehidupan bermasyarakat, tapi korupsi kan udah diurus polisi ma kejaksaan, jadi gak perlu dicampuri dinas syariah. Penerapan syariah di Aceh masih terbatas aja komentar negatifnya udah macem-macem, apalagi kalau ngurusin korupsi dan potong tangan. Kalau hal-hal lain belum tertangani, tidak berarti penanganan syariah harus berhenti. Yang diperlukan adalah pembenahan dan peningkatan.

    Koruptor mah, hukum model apa aja ga mau, bukan hanya hukum potong tangan. Aneh deh, koruptor koq dijadikan acuan.

    Yang komentar hukum adat, hukum adat tu apa sih, koq bisa bilang hukum adat lebih baik daripada hukum syariah. Kalau pakai istilah, sebaiknya tau artinya.

    Seseorang yang mengakui (bersaksi) bahwa dirinya Islam, ya berpasrah diri pada ketentuan-ketentuan Islam, yang memberi tuntunan pada hubungan dengan Allah maupun dengan sesama manusia. Kalau tidak bisa berpasrah diri, tentu bukan muslim/muslimah, dan tidak ada yang dipaksa untuk menjadi muslim/muslimah. Yang tidak berpasrah diri, tentu merasa tertekan–orang yang tidak suka pake helem aja pasti tertekan kalau ada razia lalu-lintas. Akan tetapi, kalau anda berada di Aceh, muslim atau bukan, ya harus tunduk pada hukum yang mengatur tata sosial di sana, yang pada saat ini mengacu pada syariah Islam, jadi bukan sekedar persoalan berkokok atau mengembik. Cemooh dan cibiran buat pelanggar justru lebih merupakan hukum adat, yang sering disebut kontrol sosial. Islam sendiri melarang melakukan cibiran/cemoohan, bahkan terhadap seseorang yang dihukum rajam sampai mati karena berjinah.

    Selalu ada celah-celah di mana orang berperilaku menyimpang dari kriteria sopan santun atau hukum, tapi tidak berarti hukum itu lalu dihilangkan, justru harus diperkuat (enforcement).

    Wassalam

  25. Saya kira syariat islam yang diberlakukan diaceh cocok lah untuk kawasan tersebut. Tapi sayangnya hal ini masih sulit untuk dilaksanakan di daerah laen.

    Namun yang saya dengar, Aceh adalah termasuk pemasok ganja, apakah hal ini juga diatur dalam syariat islam ?

  26. duughh, puh-leez dee.. WH atow polisi syariat itu skrg kayak public enemy buat anak2 aceh. gak jarang ada cewek udah pake jilbab pake baju sopan, masih juga didatangin polisi syariat, pertama2 dimarah2in, trus ujung2nya minta nomer hp. Sengak bgt kan?

    skrg pertanyaan trbesar emang apakah penerapan syariat Islam ini memang keinginan warganya ataw ada kepentingan politik doank?

    lebih baik semuanya baik2 memperbaiki iman dan akidahnya masing2, tanpa harus mmksakan aturan bwt org laen..

    *love n peace

  27. ass. ni gw aidil. gw mo komen sikit ttg syariat Islam di BNA(banda aceh.gw anak medan yg kuliah di bna. n selama 2 thn terakhir gw tgl di bna, ternyata ndak ada yg beda antara kota medan dgn bna sebenarnya. terutama ttg pergaulan lawan jenis.di medan mungkin bs kita lihat kost cewek yg menerima laki2 yg bukan muhrimnya. di bna jg demikian koq. tdk ada beda. malahan dalam urusan membawa cewek kedalam kamar bukan suatu yg tabu disini.asal pandai2 curi2, semua bisa dilakukan. pemandangan umum seorang cew memeluk erat cowoknya, sampai tiada celah sedikitpun.bukan hal yg aneh.
    kising, pelukan mesra jg bukan tdk pernah tjd di dpn umum,semua terjadi di kafe2, lap.blang padang.

    tempat prostitusi pun ada!biasanya berkedok salon,atau mahasiswa yang merangkap PSK.
    jadi dimana syariat Islamnya?????????????
    di kel. keramat, kampung mulya,kampung laksana hingga darussalam bisa kita ketemukan fenomena2 tersebut. ini adalah kenyataan!

    maaf saya bkn menjelekkan aceh, tapi hanya kecewa. karena ketika saya masih d medan, Aceh itu terkenal dengan syariat Islamnya.

    bila kurang jelas atau ingin menyanggah fenomena ini, silakan e_mail saya.Okey?

  28. Maaf, sepertinya apa yang ada dijurnal ini memang apa adanya, tapi ada satu hal. dan ini terlepas dari salah tidaknya WH. saya mengakui bahwa kinerja WH dan aparatur pemerintah diaceh sedikit bermasalah. Sepertinya kita semua tidak menyadari bahwa ISLAM ITU ADALAH PILIHAN.
    dalam artian apa bila kita menyatakan islam maka kita harus menerima setiap konsekuensi yang ada dalam islam itu sendiri. bukankah demikian?

    Jika memang terpaksa berarti ada yang salah dengan pilihan kita. dan bila WH dalam hal ini bertindak salah itu hanya sebuah kekhilafan tapi kita juga tidak bisa menilai dari satu sisi. mereka juga tentu ada baiknya juga.misalnya sudah berusaha maksimal dan sebisa mereka.

    Entah mengapa setiap kali saya membaca tentang syariat islam diaceh. pemuda-pemuda aceh malah sibuk memcaci dan mencari alasan untuk menjelekkan Syariat islam dikotanya sendiri. mengapa tidak berusaha memperbaiki dan mengembalikan aceh yang islami? mengapa harus terus memperjelek daerah sendiri? bukankah yang akan menikmati aceh itu juga adalah kalian sendiri bukan orang lain? dan itu semua adlah tanggung jawab semua pihak untuk mendirikan syariat islam diaceh.

    maaf jika ada salah kata.
    Wassalamu`alaikum

  29. TOEX: DUDY
    saya memang tidak banyak tau dan mungkin apa yang saya katakan tidak semuanya benar.. kalau pertanyaannya apakah SI di aceh merupakan keinginan warga or no?
    jawabannya ada beberapa versi…
    1. masyarakat aceh yang dikenal dengan rasa agamisnya yang begitu kuat dan kebanyakan mereka dari kalangan tua sangat memang benar-benar menginginkan syariat islam di aceh, mungkin mereka ingin mengulang masa dulu dimana tidak ada hal yang bertentangan dengan SI misalnya remaja dengan pakaian ketat, pacaran yang bebas dan berbagai macam pelanggaran lainnya, akan tetapi satu hal juga yang harus dipahami bahwa jaman terus berubah dan sekarang aceh bukan seperti dulu lagi ketika kebudayaan luar merasuk hampri ke seluruh urat nadi generasi aceh…
    2. para kaum muda yang hari ini hidupnya bebas, mereka bebas bergaul dan hidup dengan apa yang mereka sukai, mereka terus terang ga setuju dengan yang namanya SI karena banyak sekali larangan disana, ga boleh pake baju ketatlah, harus berjilbablah dll. mereka jelas banget yang setuju dengan yang namanya syariat yang kayak gituan karena ada juga sebagian orang yang menganggap bahwa syariat itu tidak pelru dengan pake pakaian muslimah tetapi tingkah laku dan perbuatan seperti orang yang telanjang.. ini satu hal yang ga bisa smeua orang menerimanya..
    3. mereka yang memiliki kegiatan lebih banyak di pesantren, tau dongk di aceh lebih banyak santrinya.. mereka setuju banget dengan SI,karena ada dikalangan mereka yang berpendapat bahwa orang islam yang tau dengan hukum islam tapi mereka perlu dipaksa untuk mengamalkannya,, karena perbuatan maksiat dari seseorang atau sekelompok orang bukan hanya berakibat fatal untuk orang itu saja banyak orang yang akan ikut merasakan akibatnya,,, allah pun telah menegaskan dalam al-quran bahwa salah satu tugas manusia adalah menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran dan itu harus dilakukan dengan hikmah…
    4. menurut saya.. dari keseluruhan observasi saya dari kehidupan masyarakat aceh,,,bahwasanya keseluruhan masyarakat aceh rindu dengan SI seperti dimasa iskandar muda dahulu kala, akan tetapi mereka tidak setuju ketika SI islam itu dilaksanakan atas kepentingan politik artinya hukum dalam SI tidak boleh seperti pisau yang tajam dibawah dan tumpul diatas…(tau kan maksudnya?)… dan satu hal lagi penegakan syariat yang diinginkan masyarakat adalah pihak yang terlibat seperti WH, DINAS SYARIAT, MAHKAMAH SYARIYAH, mereka harus komit dengan apa yang mereka serukan dan perbuat untuk masyarakat, jangan plin-plan, misalnya ketika masyarakat ga boleh pake baju ketat, maka harus ada standar baju ketat ituseperti apa atau baju muslimah seperti apa yang boleh digunakan, kemudian jangan hanya masyarakat kecil yang jadi objek utama, artinya bila istri pejabat yang pake baju ketat harus ditilang juga…dan ketika orang non-islam yang ada di aceh seharusnya mereka ga perlu diwajibkan untuk pake jilbab karena akan menjadi tertawaan saja dan itu pelecehan saya pikir, artinya non muslimah seperti cewe NGO, DLL mereka ke aceh ga perlu pake jilbab cukup hanya dengan pake baju yang tidak terbuka aurat saja artinya bajunya jangan sampai dada terbuka,,, begitupun cewe-cewe non islam lainnya mereka ga perlu pake jilbab cukup dengan baju yang sopan saja dan WH OR DINAS SI harus punya standar untuk itu, kemudian masalah miras itu saya pikir pemerintah harus tegas bahwa sapapun yang ke aceh ga ada yang boleh konsumsi miras itu,, tanpa terkecuali bule asing dll.. kesimpulannya adalah,,, SI yang diinginkan oleh rakyat aceh bukan hanya sekedar di jilbab atau baju ketatga ketat saja tapi semua yang bertentangan dengan SI harus ditegaskan,, bukan pula SI hanya buat-buat QANUN saja tapi implementasi yang penting seharusnya yang menjadi prioritas adalah bagaimana setiap anak-anak aceh itu mendapatkan pendidikan agama yang baik di lingkungan keluarga saja,, bukan nilang dijalan kalo pake baju ketat karena paksaan seperti itu ga akan berhasil….
    dans atu hal lagi,, SI tidak mungkin bisa diberlakukan untuk semua agama karena setiap agama itu punya ajaran tersendiri… jadi jelas donk, SI memang keinginan rakyat aceh keseluruhan tapi bukan lagi menjadi keinginan rakyat ketika terlalu banyak kepentingan dan permainan politik untuk pelaksanaannya karena SI ga bisa dijadikan produk politik.. jell.. dan yang harus diingat bahwa SI memang harus ditegakkan di aceh karena mau tidak mau kita harus sadar bahwa akan ada dan memang ada orang yang akan sadar dengan sedikit paksaan dan aturan…. karena memang wajib untuk setiap manusia melakukan amar makruf nahi mungkar tapi yang paling penting lagi adalah keteladanan dari setiap manusia itu dimana kita ga boleh melarang orang untuk berbohong ketika kita sendiri ga jujur… tetap seperti aa bilang.. mulai dari kecil dan dari diri sendiri dulu… sipppp.
    dan … dalam realita di lapangan ach ma medan ga jauh beda kok kalo pergaulan remajanya. inilah tantangan… untuk merubah hal ini perlu waktu yang sangat lama.. karena kesadaran tidak akan timbul dari paksaan dari memang harus dari nurani orang itu sendiri,, makanya saya katakan yang lebih penting adalah pendidikan dalam keluarga dulu setidaknya walapun generasi acehsekarang kayak anak medan tapi yang kita harapkan dari pendidikan yang baik itu adalah 6 tahun atau 10 tahun yang akan datang masyarakat jauh lebih sadar dalam menegakkan syariat dan menjalankan hukum islam karena itulah tugas setiap mukmin..

  30. Bagus2…saya setuju dengan diadakannya syariat Islam di Aceh. Manfaatnya banyak lho…
    1.Menjalankan kewajiban kita sebagai wanita muslim yang emang harus menjaga dan menutup auratnya.
    2.Supaya terhindar dari dosa dan maksiat.
    3.Menjaga kesehatan kulit uga lho.kan bajunya tertutup, jadi sinar matahari yang panas banget gak langsung kena ma kulit, minimal mencegah hitam pada kulit, biar putih kaya’ bule.. :p
    4.Kalo pake kerudung, ketombe gak klihatan..hehe..hehe.. 😀
    5Coba dec kamu2 yang cewek pake jilbab, pasti kelihatan makin maniz n anggun banget..

    Namun penerapan syariat Islam di Aceh akan berjalan baik jika kesadaran yang memang datang dari dalam hati lho…

  31. ass…
    kalo saya sangat tidak setuju dengan penerapan syariat islam di aceh…kalo untuk menhindari maksiat gak perlu pake syariat islam segala…balik lagi ke manusianya…..dasar manusianya yang gak bener…ya gak bener aja…
    yang namanya baik dan buruk itukan slalu ada karena emang sudah begitu sejak sebelum islam datang ke muka bumi ini…

  32. saya seorang wanita muslimah Aceh,
    memang hal yg trlalu bernuansa agama itu sulit untuk disukai oleh banyak orang, itu jelas jebakan setan,ingat, setan tidak akan berhenti & menyerah untuk mempengaruhi pkiran kita sampai akhir dunia.
    jadi sudah sewajarnya,
    saya rasa kalaupun sedikit terlihat tidak menghargai wanita disaat razia itu wajar, karna sosialisasi masalah ini sudah berkalang tahun, tidak patuh adat & agama ya tanggung sendiri resikonya, setiap yg bersalah wajib dihukum,sekecil apapun salahnya, wlwpun dlm segi berpaian adlah urusan pribadi tapi qanun telah diterapkan,bukan lagi jadi urusan pribadi,melainkan menyangkut harkat & martabat daerah itu sendiri,.
    saya rasa kalau anda tidak suka lebih bagus jgn di aceh, keluar saja. karna kami warga asli aceh, kami tau yg terbaik untuk kami.
    Satu hal lagi buat anda anda ketahui, ini juga merupakan Amanat dari orang tua kami.

  33. Apakah penduduk Aceh semuanya beraga Islam?
    maáf saya bertanya spt ini karena saya sudah lama tidak tinggal di Indonesia.
    Terima kasih.

  34. Di Aceh perempuan selalu mengenakan jilbab, tetapi di Fb koleksi fotonya banyak yang lebih berani dibandingkan yang lain. Rambut digerai, diwarnai, pakai contact lens, pakai tank top… kenapa ini? Mendapat kebebasan berekspresi yg tak akan ditangkap WH?

    Sy membayangkan perempuan di Aceh bersikap santun, damai, ramah, bersahaja. Bukan spt OKB begini. Tetapi justru teman-teman pria Aceh menyahuti, ‘siapa bilang?? cewek Aceh berani2 loooh…’ Nah lo.

    Mungkinkan perempuan jadinya bak peragawati lalu lalang di catwalk Aceh dg casual kerudung? Sedangkan pergaulannya dg laki-laki tetap saja ‘asal sembunyi2 dari WH’. Pantas saja di toko-toko pakaian tetap banyak dijual baju2 berlengan pendek, ketat, tadinya bingung juga… ini siapa yang beli yaa..?

  35. rambut mungkin boleh sama hitam, postur jg sama-sama manusia, buat apa banyak komentar kl hanya tuk musingin orang. ###”warna darah emang merah, lentik jarimu jgn bikin reseeh, “jgn di bandingin lain daerah, emaank jelas bedaaalh kalau di aceh”### bagi pembaca yang emg muslim, pelajarilh islam secara benar. trmsuk yg cw-cw tuuuuuuuuuu!!!!!!!!!

  36. “syariat islam di indonesia seyogyanya disesuaikan dengan keadaan sosial politik di negara ini tidk mungkin kita menerapkan syariat islam secara penuh karena masyarakat kita tidak akan siap…”

    “lebih baik semuanya baik2 memperbaiki iman dan akidahnya masing2, tanpa harus mmksakan aturan bwt org laen..”

    “… tempat prostitusi pun ada! biasanya berkedok salon,atau mahasiswa yang merangkap PSK.
    jadi dimana syariat Islamnya?????????????
    di kel. keramat, kampung mulya,kampung laksana hingga darussalam bisa kita ketemukan fenomena2 tersebut. ini adalah kenyataan!”

    ..lalu maunya negara berdasarkan apa? 🙂

  37. saya sangat setuju dengan adanya syariat islam di acaeh,semoga dengan adanya syariat islam di aceh menyebar keseluruh nusantara indonesia, karena negara indonesia yang mayoritas islam harus menjunjung tinggi agama islam agar bisa mencapai islam yang hakiki,, dan bermoralitas, kita jangan tergantung terhadap kondisi kita sekarang, dan kita juga jangan sekali-kali menyangkut pautkan dengan berdiri syariat islam dengan politik atau pun budaya..karena negara indonesia adalah negara yang terbanyak umat islam di seluruh dunia, maka dari itu kita jagan berpedoman terhadap tradisi-tradisi orang barat,dan jangan sampai negara indoneisa di dikedalikan oleh orang barat,, dan kita jangan tertipu daya oleh tradisi-tradisi orang barat yang tidak bermoralitas sama sekali..
    maka dari itu mari kita sama-sama membangun negara kita yang Islami sesui dengan ajaran Rasulullah,,sehingga kita semua umat islam bisa mencapai surganya Allah SWT,,,Amin….

  38. saya sangat setuju dengan adanya syariat islam di aceh,semoga dengan adanya syariat islam di aceh menyebar keseluruh nusantara indonesia, karena negara indonesia yang mayoritas islam harus menjunjung tinggi agama islam agar bisa mencapai islam yang hakiki,, dan bermoralitas, kita jangan tergantung terhadap kondisi kita sekarang, dan kita juga jangan sekali-kali menyangkut pautkan dengan berdiri syariat islam dengan politik atau pun budaya..karena negara indonesia adalah negara yang terbanyak umat islam di seluruh dunia, maka dari itu kita jagan berpedoman terhadap tradisi-tradisi orang barat,dan jangan sampai negara indoneisa di dikedalikan oleh orang barat,, dan kita jangan tertipu daya oleh tradisi-tradisi orang barat yang tidak bermoralitas sama sekali..
    maka dari itu mari kita sama-sama membangun negara kita yang Islami sesui dengan ajaran Rasulullah,,sehingga kita semua umat islam bisa mencapai surganya Allah SWT,,,Amin….

  39. aku pikir semua itu bullshit. Buktinya, negara-negara timur tengah yang bersyariat malah kebanyakan suka perang kayak Irak, Afghanistan, Pakistan, baru kemaren kemaren Uzbekistan. Kayak Sunni, Syiah, dan Kurdi juga saling bunuh-bunuhan. Akhirnya, rakyat yang ga tau apa2 juga yang kena.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This is not spam