Minggu kemarin, tepatnya tanggal 11 Juni 2008 sampai dengan 13 Juni 2008 saya bersama Rudy dan Chikung berkesempatan untuk keluar kota. Tujuan utamanya adalah Nagan Raya dan Bener Meriah.
Berangkat dari Banda Aceh pagi hari disertai hujan gerimis dan sampai di Meulaboh malam hari dan akhirnya diputuskan untuk bermalam disini. FYI, Meulaboh merupakan salah satu kota di wilayah pesisir pantai barat Nanggroe Aceh Darussalam. Meulaboh merupakan salah satu kota yang cukup parah terhantam tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 setelah Calang.
Pagi hari tanggal 12 Juni 2008 langsung kami menuju ke Nagan Raya. Perjalanan dari Meulaboh ke Nagan Raya menghabiskan waktu sekitar 45 menit. Kurang lebih 5 jam kami berada di Nagan Raya. Disini kami melihat sebuah spanduk besar di depan kantor sebuah partai untuk mendukung Cut Niken di KDI 5. Hahahaha =)).
Pukul 15.00 kami meninggalkan Nagan Raya dan langsung menuju ke Takengon melalui Jeuram dan Beutong Atee. Jeuram dan Beutong Atee sering dijuluki dengan istilah Negeri Di Atas Awan.
Hampir sepanjang perjalanan kami selalu berada di atas awan. Jalan yang dilalui sangat berkelok dan menanjak, namun hal itu sangat sepadan dengan kenikmatan pemandangan alam Nanggroe. Bahkan supir kami pun menyempatkan diri untuk berfoto =))
Di perjalanan ini kami juga menyempatkan bertemu dengan Bang Bidin yang tengah bergabung dengan survey mineral Media Group. Beutong Atee adalah salah satu daerah dingin di Nanggroe. Segelas kopi dan satu mangkok indomie menjelang sore di wilayah ini rasanya sangat nikmat. Jangan pernah berharap untuk mendapatkan sinyal selular selama perjalanan dari Nagan Raya ke Takengon melalui Jeuram dan Beutong Atee, semuanya masih merupakan wilayah blank spot.
Malam hari sekitar pukul 20.00 WIB kami sampai di Takengon. Kami bermalam disini. Di sebuah hotel kecil yang kata Chikung sempat digerebek karena pernah ada yang melakukan khalwat di hotel ini ;)).
FYI, Takengon merupakan salah satu wilayah Aceh Tengah yang saat ini tengah berjuang untuk menjadi Propinsi ALA (Aceh Leuser Antara).
Pagi hari tanggal 13 Juni 2008 aktifitas di Takengon hanya menemui salah satu kawan yang kebetulan bekerja disini. Setelah itu dilanjutkan ke Bener Meriah. Pukul 15.00 WIB kami memutuskan untuk kembali ke Banda Aceh melalui Bireuen.
Di Kota Bireuen mata kami bersirobok dengan spanduk yang di pasang oleh Polres Bireuen.
Sepertinya spanduk itu merupakan curahan hati para polisi di Bireuen =)). Bahkan spanduk itu seperti mewakili perasaan umpatan Aries:
Lalu Lintas. Jalan raya makin hari tambah ramai. Tapi kesadaran dan toleransi berkendara di jalan raya ini mungkin masih sangat perlu ditingkatkan. Jangan merasa aman bila anda melintasi jalan simpang, meski anda berada pada posisi lampu hijau, karena dari sisi lampu merah tetep aja ada yang menerobos. Juga, tidak peduli anda adalah pejalan kaki yang hendak menyeberang jalan, karena pengendara kendaraan bermotor sangat enggan menginjak rem dan memberi jarak sesaat untuk menyeberang.
Atau pada saat Tape ngeroweng?
Jadi kembali ke awal pertanyaan tadi, apa yang salah dengan peradaban bangsa Indonesia ini? Akhir tahun 2006 lalu saya pernah ke Aceh, hari pertama disana saya langsung berkomentar saat di persimpangan lampu merah, “ngene kok njaluk merdeka! bedakno abang karo ijo ae gak iso!” (begini kok minta merdeka, bedain merah dengan hijau saja gak bisa) dan kejadian aneh di persimpangan lampu merah seperti itu terus sering saya alami saat 4 bulan disana.
Terlepas dari masalah lalu lintas yang diutarakan oleh dua rekan saya di atas, perjalanan yang sudah dilakukan memang benar-benar menyenangkan :p.
potosutnya terlalu kecil ntuh. btw, bersirobok iku opo?
owalah….
aku kan wes kondo to!!
lanjutken perjuanganmu Chik….!!!
kenapa mesti chikung yang lebih paham…?????
atw jangan-jangan emang chikung yang di gerebek dulunya di hotel tu?… =))
keliatannya emang perjalanan yang menyenangkan..apalagi kalo chikung yang jadi objek penderitanya…wakakakakakaka.. =))
#1: sirobok iku opo yoh, tak ndelok di google book itu artinya meet for an instant. Mungkin lebih pas disebut “melihat sesaat”.
#2: chikung masih berusaha untuk “mencari” ceng :)).
#3: jangan disebut objek penderita lah iep, tapi bahan untuk lucu-lucuan. kan semenjak gak ada heru ya tinggal chikung yang buat lucu-lucuan =))
Jancuk
Saya selaku orang yang disopir-sopirkan oleh sdr dudi mengharap dgn segera ralat tulisan & permintaan maaf yg dimuat di media massa selama 5 thn.
Saya merasa tindakan menyopir-nyopirkan saya tsb telah melanggar kredibilitas saya di muka publik.
Perbuatan tersebut melanggar Psl 335 butir 1e & 2e KUHAP, yaitu perbuatan tidak menyenangkan org lain, serta merupakan tindakan pencemaran nama baik sesuai dgn Psl 310 ayat 1 yg mengatur ttg pencemaran lisan (smaad), Psl 310 ayat 2 ttg pencemaran tertulis (smaadscrifft).
Apabila dalam tempo waktu 2x24jamx2thn, tindakan ralat & permintaan maaf tsb tidak dilakukan, jangan salahkan saya jika ada yg meng-HACK blog anda (jika ada). Selain itu jangan salahkan saya jika tidur anda setiap malam akan terganggu.
Btw, di luar itu kalau masalah lampu merah saya setuju sih, hingga muncul ucapan ketika orang sono sedang menuju lampu merah yang baru saja menyala ….
“Lanjot terus bang, belum merah-merah kali tuh lampunya” wuakakakakakkaka
Hekkk dehhhh …… (baca:capee dehh)
Sekali lagi saya tegaskan disini bahwa saya bukan sopir tetapi saya seorang tumenggung. Harap segera ditindak lanjuti peringatan saya. ASAP. ASYU.
..mmmhhmm…pantesan..sekarang kalo minta di jeput chikung selalu di balasnya gini…”lah..kamu kan punya supir di kantormu minta anter sama supir kamu dunks”…:p
jadi critanya ajuuuk neh chik… =))
secara tampang..kayaknya tanpa mengurangi rasa hormat..smua orang juga tau kalo chikung itu supir paling T O P…handal dan terpercaya..makanya terima ajah…nikmati dan bersyukurlah chik…wakakakakaka ;))
dan lagi kalo kamu dilanggar dimuka publik trus tidak menimbulkan luka parah yah…santai ajah chik..kayak tempo ari aku di tubruk mobil ;))…kan yang penting kita masi tetep bisa fitnesan yak…:D
*gak nyambong yah…;))
wahh photo sampean endi mas kok gak enek, lagi invis yaa… 😀
sayangnya kalian ga nginep di Beutong Atas, blum menikmati dinginnya. Tinggal atur waktunya ntuk tracking jungle…..
“.. pir … sopir … sini donk … ” (manggil chikung)
Mlaku-mlaku terus rek….
Jalanan di Aceh kok kayaknya mengerikan ngunu yo??
ealah iku tibake cikung toh? kok koyoke sopir temenan hahaha
Pir Piiir,,mana hasil pitnes nya,,ga berhasil yaah? kok masih gendut,,malah nyaris keliatan makin kuntet di bawah awan,,hihihihihi
Om duuud,,mau duunk ikut jali-jalii
dudi punya banyak sopir … :))
cWakakakaka..
iku pisuane terhormat tenan…
ngakak aku…!!!
ya ampun jadi mau pulang kampung gw..
keren bangets bisa hunting2….
tulisan beutong atee itu agak sedikit menggangu ya..yg benernya BEUTONG ATEUH