Awal April kemarin Jay sempat menulis terbitnya National Geographic versi Bahasa Indonesia dan beberapa hari yang lalu saya mendapati kiriman email dari rekan melalui Milis Impala Unibraw bahwa National Geographic membuka kesempatan untuk para Petualang yang suka menulis
Continue reading
Monthly Archives: April 2005
Konfirmasi Dari Pengelola Gelang Solidaritas Kebersamaan
Menanggapi komentar Yonky tentang kejelasan alamat Yayasan Tunas Cendekia akhirnya membuat saya mengirim email ke pengelolanya untuk menanyakan kepastian alamat Yayasan tersebut. Dan atas ijin dari Pengelolanya saya sampaikan isi emailnya seperti dibawah ini :
Gelang solidaritas KEBERSAMAAN
Ikutan yuk?, temen-temen di Malang pada mau patungan gak ya? kalo ada sepuluh orang aku mau deh ngoordinir 🙂
Mulai Maret 2005, beli dan pakai gelang solidaritasKEBERSAMAAN
Semakin banyak yang peduli, semakin banyak yang terbantu.
Seluruh keuntungan penjualan gelang sebesar @ Rp.10.000 akan disalurkan kepada program-program peningkatan pendidikan dan perlindungan bagi anak-anak Indonesia.
Dengan membeli, berarti anda sudah menyumbang. Dengan memakai, berarti anda sudah membantu menyebarkan kepedulian kepada yang lain. Terima kasih sudah peduli!
RSW-Watch Ngeblog
Osob Kiwalan Kera Ngalam
Banyaknya ragam suku dan wilayah yang tersebar di Indonesia mengakibatkan munculnya bahasa daerah di Indonesia. Salah satu contoh seperti halnya pulau Jawa sebagai salah satu pulau yang memiliki penduduk terpadat di Indonesia ternyata juga memiliki bahasa yang berbeda untuk masing-masing daerahnya. Jakarta dengan penduduk asli-nya terkenal dengan Bahasa Betawi atau masyarakat Jawa Barat dengan Bahasa Sundanya.
Jawa Timur, sebagai salah satu propinsi yang berada di pulau Jawa pun ternyata juga memiliki bahasa daerah. Lebih khusus lagi Kota Malang di mana tempat tinggal saya berada juga menggunakan bahasa dialek Jawa untuk percakapan sehari-hari. Bahasa dialek Jawa di Kota Malang terkenal kaku dan tanpa unggah ungguh (kesopanan) seperti bahasa Jawa kasar pada umumnya. Dapat dikatakan gaya bahasa ini merupakan cerminan masyarakat Kota Malang secara umum (stereotype kalo kata Echa) yang tegas, lugas dan tidak basa-basi [ih gue banget getu loh karakternya :))].