Osob Kiwalan Kera Ngalam

Banyaknya ragam suku dan wilayah yang tersebar di Indonesia mengakibatkan munculnya bahasa daerah di Indonesia. Salah satu contoh seperti halnya pulau Jawa sebagai salah satu pulau yang memiliki penduduk terpadat di Indonesia ternyata juga memiliki bahasa yang berbeda untuk masing-masing daerahnya. Jakarta dengan penduduk asli-nya terkenal dengan Bahasa Betawi atau masyarakat Jawa Barat dengan Bahasa Sundanya.

Jawa Timur, sebagai salah satu propinsi yang berada di pulau Jawa pun ternyata juga memiliki bahasa daerah. Lebih khusus lagi Kota Malang di mana tempat tinggal saya berada juga menggunakan bahasa dialek Jawa untuk percakapan sehari-hari. Bahasa dialek Jawa di Kota Malang terkenal kaku dan tanpa unggah ungguh (kesopanan) seperti bahasa Jawa kasar pada umumnya. Dapat dikatakan gaya bahasa ini merupakan cerminan masyarakat Kota Malang secara umum (stereotype kalo kata Echa) yang tegas, lugas dan tidak basa-basi [ih gue banget getu loh karakternya :))].

Yang menarik dari bahasa Jawa di Malang adalah Bahasa Walikan. Bahasa walikan (Bahasa terbalik) ini lebih sering dipergunakan oleh kalangan anak muda di Kota Malang. Asal muasal bahasa walikan ini dimulai pertama kali ketika jaman perjuangan Gerilya Rakyat Kota. Pada saat itu bahasa walikan dipergunakan sebagai alat komunikasi untuk menjamin kerahasiaan, efektifitas sesama pejuang dan juga identitas untuk mengenal kawan ataupun lawan. Dengan kata lain bahasa walikan ini menjadi kata sandi bagi para pejuang pada masa itu, walaupun sebenarnya bahasa walikan bukanlah kata sandi karena bahasa ini lebih kaya perbendaharaan kata daripada kata sandi dan tidak terikat pada aturan-aturan baku, selain itu bahasa walikan juga tidak mengikuti istilah yang umum dan baku, sehingga sulit dipahami dan dimengerti bagi orang awam. Bahasa walikan dipergunakan karena pada saat itu banyak sekali mata-mata Belanda yang dapat menggunakan bahasa Jawa, jadi dengan penggunaan bahasa walikan akan mengeliminir bocornya rencana perjuangan para gerilyawan ke tangan penjajah Belanda.

Sampai dengan saat ini penggunaan osob kiwalan kera ngalam (bahasa terbalik anak muda malang) masih terus dipergunakan seperti misalnya istilah-istilah di bawah ini :

* hamur = rumah
* nakam = makan
* aides = sedia
* lecep = pecel (Makanan Khas Jawa)
* oges = sego = nasi
* oyi, ojrit = iyo = iya
* osob = boso (Bahasa Jawa) = bahasa
* kiwalan = walikan (Bahasa Jawa) = terbalik
* ngingub = bingung
* sam = mas = kakak laki-laki
* adapes = sepeda
* landas = sandal
* kampes = sempak (Bahasa Jawa) = celana dalam 🙂
* ketam = matek (Bahasa Jawa) = mati / meninggal
* kubam = mabuk
* likis = sikil (Bahasa Jawa) = kaki
* libom = mobil
* kunam = manuk (Bahasa Jawa) = burung (hanya saja ‘burung’ disini biasanya di identikkan dengan alat kelamin pria)
* kimpet = tempik (Bahasa Jawa) = vagina (Dalam bahasa Jawa khas Malang kata ‘kimpet’ memiliki arti yang sangat kotor)
* utem = metu (Bahasa Jawa) = keluar
* ngetem = meteng (Bahasa Jawa) = hamil

Nah, biar gak bingung dengan kata-kata diatas, ini saya beri contoh-contoh kalimatnya :

Sik, aku tak nang hamur koncoku sik
Sebentar, gue ke rumah temen dulu

Aku luwe, dadi nakam sik mari ngono mlaku
Gue laper, jadi makan dulu baru nanti jalan

Ndek warung kono aides oges lecep, murah kok. Oyi opo gak?
Di warung sana sedia nasi pecel, murah kok. Iya apa gak?

Osob kiwalan kera ngalam ancen garahi ngingub yo
Bahasa terbalik anak malang memang bikin bingung ya

Wingi Wihanto kelangan adapes karo landas’e ndek masjid mergakno gak sholat

Kemarin Wihanto kehilangan sepeda dan sandalnya di masjid gara-gara gak sholat

Kampes’e Indra suwi gak di umbah dadi mambune gak enak blass

Celana dalam punya Indra lama gak di cuci jadi baunya gak enak banget :))

Winginane onok kera ketam mergakno kunduran truk

Kemarin ada anak mati gara-gara ketabrak truk lagi jalan mundur.

Arek-arek saiki iku senengan’e kubam karo narkoba

Anak-anak sekarang iku seneng banget kalo mabuk dan narkoba.

Likis’e Adi mambu terasi

Kakinya Adi bau terasi

Mene lek nang Surabaya numpak libom awakmu ae yo
Besok kalo ke Surabaya naik mobil kamu aja ya

Segitu udah cukup kan contoh-contohnya, jika ada kesamaan nama dan kejadian yang sebenarnya sumpe itu gak gue sengaja, tapi karena khilaf =)). Sisanya baris 4 terbawah [kunam, kimpet, utem dan ngetem silahkan dicoba sendiri ya :)], tapi ingat gak boleh memiliki intonasi yang kasar gitu loh =))

Warning: kata-kata yang tertulis diatas mungkin bagi sebagian orang terdengar kotor dan tidak sopan, namun tulisan saya kali ini tidaklah berbicara mengenai kesopanan melainkan untuk bertukar pikiran mengenai bahasa walikan yang ada di Kota Malang, mungkin saja ini akan bermanfaat jika anda bertemu dengan orang asli dari Kota Malang =))

Sekalian gue kasitau jika menginginkan referensi bahasa walikan yang lebih resmi dan detail dapat melihat langsung ke sini.

39 thoughts on “Osob Kiwalan Kera Ngalam

  1. Aku luwe, dadi nakam sik mari ngono mlaku – mestine uklam

    Wingi Wihanto kelangan adapes karo landas’e ndek masjid mergakno gak sholat – mestine ngayambes

    Mene lek nang Surabaya numpak libom awakmu ae yo – mestine ayabarus

    mabuk – mestine asrob opo maneh nek mimi tomiâ„¢ .. mbendol mburi =)) =))

  2. waduh lali ngomentari masalah qimpeth .. mestine gak oleh ngomong rusuh ngono rek .. ojo ngajari golongane qimpeth, ngetem, utem, ujep dll dll … saru :))

  3. #1: gak usah dibenerin deh postingnya, kalo dipikir banyak banget bahasa walikan itu, jadi anggep aja comments sampeyan sebagai perbendaharaan kosakata :p

    #4: duh kan udah dibilang kalo gw khilaf 😀

  4. Winginane onok kera ketam mergakno kunduran truk
    Kemarin ada anak mati gara-gara ketabrak truk lagi jalan mundur.

    Kunduran = ketabrak … salah dunk
    Kunduran di ambil dari kata mundur. =))
    Keatretan trek …. hahaha … mundur = atret =))

  5. nek “kelolodan balung” bahasa indonesianya apa?

    kelolodan ≠ tersedak
    soalnya kalo tersedak = keselek
    lah kalo kelolodan apa dunk???:p:p:p

  6. wah…karena aku kera ngalam, aku pastinya suka osob sing di kewal
    lha sekarang di ngalam kan ada matos, sam idud….opo matos perlu di kewal pisan ?
    ya..biar famous gitu…

    wis yo…

  7. #/bin/bash - Dudi Gurnadi » Happy Birthday AREMA

  8. suwon sam i osi nostalgia mergane ocom osob ngalaman sampean uka kadit itreng naepmas kera ngendi aslie.? kok osi itreng osob ngalaman ketok e fasih tenan,i kera ngalam asli tpi wis ewus kadit ngomong osob walikan soale i idrek dek luar ngalam.i salut sam naepmas nngormati budayane kera ngalam 🙂 suwooonn sammmmmmm

  9. Kikikikkkk, ngalam rek! Osob kewalane pancen oke tenan. Tapi contohnya kok sing rusuh-rusuh ngono? Kekekekekkkk, jan ngalam tenan iku. Aku sekarang di jakarta tapi tetep gak lali cok karo ngalamku tercinta. Sing ngajari aku kewalan adalah ebesku ewed cok! Kakakakakakkk….

  10. uka udud kera ngalam ipat osob nakilaw osi kajes nuhat 70an.
    cuma aku agak bingung NAKILAW di Ngalam tdk konsisten, misal:
    Boso dadi Osob (konsisten),
    Walikan dadi kiwalan (tdk konsisten)mestinya Nakilaw,
    jadi rumusnya gimana dong?….kalo boso DAGADU di Jokja ada rumusnya HONOCOROKO…dst., Boso Wlikan di Jateng Pantura juga ada rumusnya (konsisten).

  11. mestinya QIMPETH atau kipmet nggak papa dibicarakan di sini sebab rasane KIPMET kuwi ueeenak tenan!!, dan hampir 99% lelaki di dunia menyatakan kalo belum merasa hidup kalo belum diketemukan antara si ILEPnya dengan qipmeth, ok?…..

  12. mestinya QIMPETH atau kipmet nggak papa dibicarakan di sini sebab rasane KIPMET kuwi ueeenak tenan!!, dan hampir 99% lelaki di dunia menyatakan kalo belum merasa hidup kalo belum diketemukan antara si ILEPnya dengan qipmeth, ok?…..:))

  13. boso dagadu taek a, osobe umak ndhek kamuse ngalam kadit ada sam… ita2 loh sam ayahab masalahe.. gnaro ngalam flexibel sam, gak kaku teracu ambek sistem,, oleh2e leh terlalu kaku yo ngono iku, kadit uat multi budaya yang heterogen, dudu primordialisae…. payah ilep kebeb… ancene koyo kimpete wedus.. korot.

  14. Malang Tanpa Batas » Blog Archive » Osob Kiwalan Kera Ngalam

  15. yang ngrepotin “orang luar” adalah bahwa bahasa anak malang identik dengan karakter anak-anak malang. salah satunya bahwa anak malang lebih suka membalik bahasa indonesia dari pada bahasa jawa. maka kita temui utas,haud – (satu,dua) bukan “ijis”orol” atau tikas untuk sakit bukan aral (lara). maka bagi anak malang, merasa aneh saat ada orang “bukan malang” membalik kata, misalnya uka untuk aku, karena di antara anak malang sedikit sekali yang memakai uka, tetapi ayas.
    anehnya anak malang tidak senang membalik kata-kata yang pendek (terdiri dari satu suku kata), lebih senang kata yang panjang. misalnya kata “gak”, “ko-en”, “nem” tetapi lebih senang memakai kata atrakaj, ayabarus, adepes dan seterusnya.
    saya yang jauh lebih tua dari rekan-rekan disini (umur sekitar 60) dan memang asli malang masih tetap menggunakan itu dalam pergaulan dan dengan anak cucu meski sudah 40 th tinggal di atrakaj.

    bahasa malang adalah bahasa yang berkembang sesuai dengan dinamika anak-anak malang itu. maka banyak sekali perubahan yang menimbulkan perbedaan antara satu generasi dengan genersi berikutnya. misalnya kalau jaman di atas saya menyebut “kawan” dengan “ho”, jaman saya menjadi “gok” (baca dengan o seperti bojo). Jaman saya kecil satu rupiah disebut “utas jebur”. anak malang tidak memili untuk membalik kata rupiah menjadi “haipur”.
    pada tahun 1955an ada film anak-anak dengan judul “amrin membolos” maka tiba-tiba di malang kemudian muncul kata amrin sebagai “pacar” misalnya “apais amrinmu” atau “lanekna, iki amrinku” (kenalna iki pacarku)

    sekarang dengan makin berkembangnya masyarakat makin banyak percampuran dengan orang luar, kemungkinan bahasa malang bisa berubah entah kemana, mungkin saya sendiri akan menjadi asing waktu saya menggunakan bahasa “kelaban” dikampung saya sendiri. (kelaban=walikan, ini yang dikenal saat itu) tetapi itulah dinamika yang memang disukai oleh masyarakat malang.
    salam….

  16. Osob walikan merupakan salah satu dialeg khas AREMA sejak jaman perjuangan melawan Belanda yang fungsinya sebagai bahasa sandi bagi pejuang GRK seperti yang saya baca di http://thor.prohosting.com/~arema/malang/kiwalan.htm, bukan merupakan bahasa daerah yang pada umumnya memiliki pakem…
    Yang mungkin seiring waktu berjalan osob walikan juga semakin berkembang perbendaharaan kata-kata… seperti ngendikane pakde “awak-awak” sesuai dinamika…
    Sing penting lek ngomong walikan kadit diwalik kabeh tambah ketok osed, kadit Arema asli…
    Tambah penting maneh, osob walikan luwih enak diomongno timbang ditulis, hambat bingung… he..0x

    Sukses buat Arema, Sukses buat Blog ini
    Salam
    http://akupradana.blogspot.com

  17. “Kocnaj naraj kas rakod-rakod e”

    “Uklam-uklam odum karo ileb ngadeg ndek rasap”

    “Nakam – nakam utapes ngeri”

    itu juga contoh2 kalimat pujian

  18. i luph malang loppp..smp kapanpun ngalam slalu dalam hatiku masio saiki adoh eram soko hamur..satu kata “ayas bangga dadi gnaro ngalam”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This is not spam