Syariat Islam Di Aceh

Tulisan ini tidak bermaksud untuk SARA, namun tulisan ini merupakan pengalaman dari apa yang saya lihat, rasakan dan alami selama satu bulan berada di Banda Aceh, bisa jadi tulisan ini kurang pas bagi sebagian orang 🙂

Sejak Maret 2001 telah diberlakukan hukum syariat Islam di Aceh dan sudah ada contoh kasus yang berakhir di hukum cambuk seperti salah satunya adalah kasus penjudi. Baru-baru ini pun, detik.com juga memberitakan bahwa ketika grup musik peterpan manggung di Stadion Harapan Bangsa ternyata tempat penonton pria dipisahkan dengan penonton wanita oleh sebuah pembatas. Namun nyatanya, pembatas tersebut dapat dilewati dengan mudah oleh pria atau wanita , sehingga tetap saja akhirnya wanita dan pria bercampur menjadi satu. Mengutip dari detik.com ternyata banyak pula penonton wanita yang menggunakan baju ketat walaupun berbusana muslim. Akhir dari konser ini ada empat wanita di giring ke kantor polisi karena tidak mengenakan jilbab. Bagaimana kelanjutannya dengan kisah empat wanita itu saya sendiri juga kurang tahu pasti.

Continue reading

Starblack di Aceh

Pentol ngasih URL ke gw tentang minum kopi. Tulisannya bikin gw inget tentang satu hal.

Kopi adalah salah satu minuman yang dikenal oleh seluruh orang. Bahkan sampai Perusahaan sekelas Java Sun memiliki logo sebuah cangkir dengan asap yang mengepul. Bagi yang sudah tau tentu tak akan heran jika logo cangkir tersebut terinspirasi dari kopi yang sering diminum oleh para developer Java dan ternyata (katanya) kopi yang diminum adalah kopi yang berasal dari Pulau Jawa.

Continue reading

Lampuu Lhoknga

Dua hari berada di Banda Aceh belum sempat berjalan ke semua wilayah kotanya. Pertama kali datang langsung disambut sama Bapak Anjar dari Yayasan Airputih, kemudian diajak keliling dan diperkenalkan sama beberapa rekannya. Sore harinya diajak ke sebuah pantai, sayangnya tidak berhasil mendapatkan sunset karena cuaca yang mendung.

Baru satu kali ini saya menginjakkan kaki di bumi serambi mekkah dan baru kali ini pula saya melihat langsung sisa-sisa bekas tsunami. Namun satu tahun setelah kejadian tsunami sepertinya masih ada sisa-sisa eksotis yang terlihat dari Aceh dan saya yakin itu hanyalah sebagian kecil dari keindahan alam lainnya yang dimiliki Aceh.

Continue reading

Buku Tentang Aceh: Sejarah Tumbuh di Kampung Kami

Tanggal 17-12-2005 Heru Nugroho mengumumkan di milis Technomedia tentang terbitnya buku dengan judul Sejarah Tumbuh di Kampung Kami, Catatan dari Aceh, Jantung Zona Panas Tsunami. Buku ini ditulis oleh Mardiyah Chamim (wartawan Tempo) yang sempat berada di Aceh selama beberapa bulan. Wandi berbaik hati menitipkan buku ini kepada Iqbal yang tengah berkunjung ke posko Airputih di Mampang Prapatan, Jakarta untuk diberikan kepada Saya. Duh, jadi terharu masih ada yang mau memberi buku ke Saya. Makasih ya Ndi…. Nah, sebagai balas budinya saya mencoba untuk membuat review tentang buku ini.

Continue reading